Foto: DES
Bangunannya terdiri atas beberapa anjungan yang didominasi warna merah, yaitu Kelenteng Besar dan gua Sam Poo Kong, Kelenteng Tho Tee Kong, dan empat tempat pemujaan (Kyai Juru Mudi, Kyai Jangkar, Kyai Cundrik Bumi, dan Mbah Kyai Tumpeng).
Kelenteng Besar dan gua merupakan bangunan yang paling penting dan merupakan pusat seluruh kegiatan pemujaan. Bangunan yang sangat kental oleh ornamen dan arsitektur Cina ini didirikan untuk mengenang Laksamana Zheng He (Cheng Ho) asal Cina.
Baca juga:
5 Destinasi Wisata Seru di Semarang, Dari Kelenteng Sam Poo Kong hingga Kampung Batik
Kuliner Lokal Semarang Hadir dalam Cita Rasa Rumahan di Aromanis
5 Petis dari Pulau Jawa, Orang Indonesia Wajib Tahu
Menurut sejarah, asal muasal pembangunan kelenteng berawal ketika armada Zheng He berlabuh di Pantai Simongan, Semarang, karena juru mudinya, Wang Jing Hong, sakit keras. Sebuah gua batu dijadikan tempat beristirahat Zheng He dan mengobati Wang Jing Hong. Sementara Wang menunggu untuk pulih, Zheng He melanjutkan perjalanan ke timur.
Setelah sembuh, Wang bersama beberapa rombongan yang ikut dengannya menggarap lahan di Simongan, membangun rumah dan berbaur dengan penduduk setempat. Lingkungan sekitar gua jadi berkembang dan makmur karena aktivitas dagang maupun pertanian. Demi menghormati pimpinannya, Wang mendirikan patung Zheng He di gua batu tersebut untuk dihormati dan dikenang masyarakat sekitar.
Wang yang meninggal pada usia 87 tahun dimakamkan di area tersebut, dan dikenal dengan nama Makam Kyai Juru Mudi. Ketika gua batu runtuh akibat longsor, masyarakat membangun gua buatan yang letaknya bersebelahan dengan Makam Kyai Juru Mudi. (f)
Topic
#jalanjalansemarang, #semarang, #travelingsemarang, #pecinan