Travel
Sound of X, Ketika Kebisingan Kota Menjadi Sebuah Karya Seni Digital

20 Jun 2020


Foto: Dok. Goethe Institut
 
Seniman memang tak pernah kehabisan ide untuk mengangkat fenomena di sekitarnya dalam sebuah karya yang luar biasa unik. Seperti beberapa seniman Asia Tengga termasuk Indonesia yang baru-baru ini meluncurkan video bunyi lingkungan (soundscape). Proyek kolaborasi digital yang diberi nama  Sound of X ini menggunakan bunyi, kebisingan, dan akustik sebagai dasar untuk melakukan penafsiran ulang terhadap kota. Para seniman mengeksplorasi lingkungan sonik masing-masing guna mengusulkan cara unik terhubung kembali dengan kota dan ruang yang kita diami, khususnya setelah pandemi COVID-19 yang memaksa kita lebih jarang keluar rumah.
 
Menyambut new normal, Sound of X tawarkan cara unik untuk menjelajah tempat-tempat berbeda. Para seniman mengeksplorasi tentang apa itu kebisingan, bunyi, dan bagaimana orang dapat mendengar dengan cara berbeda. Perspektif tidak lazim yang diusung kontras dengan hal-hal yang lazim diangkat dalam promosi pariwisata di media sosial. Diprakarsai oleh Goethe Institut, karya video soundscape ini dapat diakses dengan bebas di www.goethe.de/soundofx dan di kanal-kanal media sosial Goethe-Institut mulai tanggal 19 Juni.
 
“Budaya digital dan media sosial telah menimbulkan pergeseran ke ranah visual. Sering kali kita tidak dapat membangun hubungan yang sungguh-sungguh dengan apa yang ditampilkan. Pada saat budaya layar semakin menggerus kepekaan, para seniman Sound of X menyajikan pendekatan alternatif terhadap persepsi visual dan akustik. Dalam konteks lingkungan urban kita, bebunyian bisa timbul dari kebisingan sekitar yang meskipun tidak kasat mata, menjadi penyatu untuk banyak hal. Musikalitas kehidupan sehari-hari dan latar bebunyian sebuah kota sering diabaikan namun menyingkap rajutan sosial yang khas,” kata Han-Song Hiltmann, pimpinan proyek Sound of X sekaligus Kepala Goethe-Institut Singapura.
 
Medan, Singapura, dan Kuala Lumpur adalah beberapa kota yang bisa kita jelajahi melalui proyek ini.
 
1/ Medan: Kontras Nostalgia
Perjalanan melintasi kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan, akan meninggalkan satu kesan khusus, yaitu kota yang sedang tumbuh, heboh, dengan ragam suku, budaya, dan agama. Ciri khas Medan dapat ditemui dalam berbagai bentuk kekontrasan, seperti rumah besar yang berdampingan dengan pondok kayu yang sederhana; masjid yang berdampingan dengan gereja atau kuil; bersih dan kotor; bising dan tenteram; kaya dan miskin; gaya Asia dan gaya global; modern dan belum berkembang.

Inilah ekspresi dua seniman asal Medan, Rani Fitriana Jambak (desainer bunyi) dan Evi Ovtiana (pembuat film) yang diwujudkan dalam konsep video soundscape berjudul Nostalgic Contrast. “Kami menyajikan Medan yang sesungguhnya. Terdapat banyak kontras yang kita lihat. Biasanya orang hanya melihat dengan sisi-sisi positif saja. Dalam proyek ini, kami punya kontras antara sisi positif dan sisi negatif, jadi teman-teman tidak hanya melihat sisi baiknya Medan saja. Di sini semua ada, kami sajikan kontrasnya kota Medan,” kata Evi. Coba dengarkan Nostalgic Contrast yang mampu menangkap keberagaman Medan yang melimpah.
Advertisement
 
2/ Alam sebagai tempat merindu di Singapura
Dua musisi yang tergabung dalam duet artistik NADA mengajak seniman media Brandon Tay untuk mengeksplorasi alam sebagai tempat merindu di negara-kota Singapura yang sangat urban. Dalam pencarian manusia kera yang legendaris di Cagar Alam Bukit Timah, mereka memanfaatkan bunyi dan citra untuk menyajikan hubungan ambivalen Singapura dengan alam.
 
3/ Getaran Pusat Kota Kuala Lumpur
Eksplorasi film dan foto duet artistik Another Universe di Kuala Lumpur membawa mereka ke bagian-bagian kota yang sering kali diabaikan. Sudut kota tersebut adalah bagian lama Kuala Lumpur yang hingga kini tetap penting untuk perdagangan. Banyak buruh migran yang masih tinggal di tempat tersebut. Ini mengisyaratkan bagaimana Kuala Lumpur berawal dari para pendatang yang ingin mencari kehidupan lebih baik.

Sound of X dapat menjadi pilihan untuk menikmati karya seni dan mengisi akhir pekan tanpa harus keluar rumah. (f)
 

 
BACA JUGA: 
Destinasi Wisata Paling Diimpikan Wisatawan Lokal Pasca Pandemi COVID-19
Bosan Di Rumah? Ini 5 Museum Terkenal yang Bisa Disambangi Secara Virtual
Tamasya ke Jerman Tanpa Meninggalkan Rumah

 


Topic

#soundofX, #goetheinstitut, #travel

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?