Foto: Desman
saya dan rombongan menuju ke Ke’te’ Kesu’, sekitar 4 km selatan Rantepao. Desa wisata ini jadi andalan Kabupaten Toraja Utara. Hampir sama dengan Desa Tumbang Datu, adat istiadat, budaya, serta kehidupan tradisional masyarakat di desa ini masih sangat kental.
Bedanya, desa ini memiliki lebih banyak tongkonan. Areanya lebih luas, bersih, dan terawat. Wajar jika tempat ini juga ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Kawasan ini menyimpan peninggalan purbakala berupa kuburan batu berusia sekitar 500 tahun lebih. Di dalam kubur batu yang menyerupai sampan atau perahu tersebut, tersimpan tengkorak dan tulang manusia.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp10.000, saya menyusuri jalan kecil sekitar 50 meter dari jalan utama menuju kompleks desa wisata adat ini. Terlihat tebing menjulang yang di bagian bawahnya terdapat beberapa makam besar berbentuk rumah. Di depannya, ada patung manusia yang dibuat mirip dengan sosok yang meninggal.
Saya meniti puluhan anak tangga terbuat dari semen, menyusuri pinggir tebing. Di celah-celah batu terdapat peti-peti kayu tempat mayat disemayamkan. Peti-peti itu berbentuk rumah dan perahu kecil. Terdapat juga sebuah lubang besar yang ditutupi pagar besi dan digembok. Di dalamnya berdiam patung-patung keluarga. Lagi-lagi, tengkorak dan tulang berserakan di celah-celah tebing hingga sepanjang tangga. Di beberapa titik terdapat sesajen yang berisi rokok, makanan, dan minuman.
Di dalam salah satu tongkonan terdapat museum yang berisi koleksi benda adat kuno Toraja, mulai dari ukiran, senjata tajam, keramik, patung, kain dari Cina, dan bendera Merah Putih yang konon disebutkan merupakan bendera pertama yang dikibarkan di Toraja. Namun, karena waktu yang tidak cukup, saya mengurungkan niat untuk memasuki museum itu. (f)
Baca Juga:
- Mengenal Tongkonan, Rumah Adat Toraja
- Pantai Wajib Kunjung di Malang: Pantai 3 Warna
- Memanjakan Mata dengan Pesona Lombok
Topic
#travelingindonesia