Travel
Jalan-Jalan Yogyakarta: Hidup Kembali Ke Alam di Bumi Langit Institute

9 Jan 2018

Sekelompok volunteer asing yang tengah belajar pertanian parmacaulture di Bumi Langit.
Selain bisa membeli selai buah, di sini kita bisa belajar membuat selai.
Foto: FLW

 
Satu lagi lokasi yang dikunjungi oleh Obama saat ke Yogyakarta pertengahan tahun ini adalah Bumi Langit Institute. Bumi Langit Institute yang didirikan oleh Iskandar Woworuntu ini adalah terjemahan dari kepedulian Iskandar pada kehidupan yang selaras dengan alam dengan prinsip keseimbangan sunatullah. Di sini kita belajar bagaimana hidup berdampingan dengan alam dan memanfaatkan alam dengan sewajarnya.

“Pohon itu adalah makhluk hidup yang paling kaya dan memiliki perasaan,” kata Pak Is, panggilan akrab Iskandar, sambil mengajak berkeliling Bumi Langit. Kawasan seluas 3 hektare ini ia kembangkan sebagai tempat untuk belajar mengenai hubungan yang baik antara manusia dan lingkungan alamnya. Manusia memiliki peran yang penting dan tanggung jawab yang besar untuk memastikan lingkungan hidupnya tetap seimbang.

Banyak tradisi dan warisan leluhur yang\ diaplikasikan kembali dalam kehidupan keseharian di Bumi Langit. Salah satunya ketika kami melihat cara bercocok tanam yang tidak menggunakan pestisida, melainkan tulang-tulang dari sisa makanan, seperti tulang ayam dan tulang bebek. Tulang ini disebar di tanah tanpa pengolahan terlebih dahulu. Ada pula berbagai tanaman yang semakin jarang ditemui seperti murbai, lontar, dan delima merah yang berbuah banyak. Selain pola bercocok tanam yang unik, Bumi Langit juga menggunakan energi dari matahari dan biogas yang diolah dari kotoran hewan dan manusia.

Banyak hal yang bisa dipelajari di Bumi Langit. Tidak heran jika Obama pun tertarik untuk melihat langsung konsep permakultur yang diterapkan di tempat ini. Termasuk mencicipi hidangan khas yang disajikan di restoran Bumi Langit. Tiap bahan makanan yang diolah di restoran ini berasal dari perkebunan dan peternakan Bumi Langit. Jadi, bisa dipastikan dari asal-usul bahan makanan, teknik pengolahan, hingga makanan yang dihasilkan sehat dan terbebas dari zat kimia.

“Di restoran ini kami mengedepankan pertimbangan etika bagaimana menyiapkan makanan yang benar dan dimasak sendiri menggunakan bahan-bahan yang bebas kimia,” katanya. Menurut Pak Is, setelah kedatangan Obama, restoran Bumi Langit sempat diserbu ratusan pengunjung. “Saat itu kami tidak bisa memaksakan kapasitas, karena semua yang disediakan di sini adalah apa yang dihasilkan di kebun dan peternakan. Jadi, apa yang ada itu yang bisa mereka nikmati,” lanjutnya.

Advertisement
Makan siang di restoran Bumi Langit, saya mencoba nikmatnya beras cokelat yang legit ditambah sayur labu dan sambal terung hasil dari kebun Bumi Langit. Yang menggelitik lidah adalah tempe yang terbuat dari kacang kedelai hitam dan digoreng dengan minyak kelapa yang juga produksi sendiri. Ada pula mi letek, yang terbuat dari singkong dan berwarna kusam (letek = kusam, dalam bahasa Jawa). Rasanya bikin nagih. Bahkan, Obama pun mencoba mi ini saat berkunjung ke sini. Hidangan lain yang patut dicoba adalah nasi goreng kecombrang dengan aroma yang khas serta spaghetti yang terbuat dari singkong. Harga makanan di Bumi Langit cukup terjangkau, Rp20.000 hingga Rp50.000.

Menu bisa berubah tiap saat, karena disesuaikan dengan ketersediaan bahannya. Selain menggunakan bahan dari kebun sendiri, Bumi Langit juga mengambil hasil tani dan buah-buahan dari petani di lingkungannya. Salah satunya dengan memproduksi selai, seperti selai mangga dan nanas, selai sirsak, selai murbei, dan lainnya. Darmila Hayati, istri Pak Is, yang mengolah semua produksi pertanian tersebut menjadi berbagai hidangan lezat. Di sini kita juga bisa belajar teknik pembuatan selai dan cara mengemasnya.

Sebagai buah tangan dari Bumi Langit, tersedia pula produk-produk dari susu kambing dan kefir yang dipercaya berkhasiat untuk kecantikan kulit. Ada juga roti dan mi yang terbuat dari singkong, madu, hingga aneka buah-buahan. Jangan lewatkan pula untuk mencoba jus kamboca. (f)

Simak inspirasi jalan-jalan lainnya di TRAVEL

Baca juga:
3 Spot Seru Di Yogyakarta Bagi Anda yang Hobi Berfoto
Jalan-Jalan Yogyakarta: Berselimut Pohon Pinus di Puncak Becici
Selain Gereja Ayam yang Populer dari Film AADC2, Ini 5 Lokasi Unik untuk Menikmati Kemegahan Borobudur dari Kejauhan


Faunda Liswijayanti


Topic

#travel, #wisatayogya, #yogyakarta, #jalanjalanyogya

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?