Foto: Argarini Devi
Warisan Dunia
Akhirnya, pesawat Royal Jordanian yang membawa saya dan rombongan mendarat mulus di Bandara Queen Alia, Amman, ibu kota Yordania. Meski lelah setelah penerbangan Jakarta-Amman selama 12 jam, saya bersama teman jurnalis dan blogger dari Indonesia tetap semangat mengawali kunjungan kami di salah satu kota tertua di dunia ini.
Dengan luas 92.300 kilometer persegi, Yordania berada di pusat Timur Tengah. Bersebelahan dengan Suriah di bagian utara, Irak di bagian timur, Arab Saudi di bagian timur dan selatan, serta Palestina dan Israel di bagian barat. Yordania terkenal karena memiliki banyak tempat bersejarah yang mewakili peradaban besar dunia di masa lampau.
Banyak bangsa besar yang berusaha menguasai dan berdiam di sini, dari Kerajaan Irak kuno seperti Sumerian, Babylonian, dan Mesopotamian. Lalu Firaun dari Mesir, hingga suku nomaden Nabateans, serta kerajaan peradaban klasik, Yunani, Romawi, dan Persia, serta kerajaan Islam Ottoman. Ini membuat banyak warisan dunia ditemukan di Yordania. Termasuk jejak peninggalan para Nabi, mengingat letak Yordania yang berada di antara Mekkah dan Yerusalem, tempat tiga agama besar lahir.
Kota Amman sudah ada sejak zaman Neolitik sekitar 6500 SM. Amman juga disebutkan dalam kitab Perjanjian Lama, dengan nama Rabbat-Ammon, yang saat itu berada dalam kekuasaan suku Ammonite (sekitar 1200 SM). Saat berada dalam kekuasaan Romawi, Amman dikenal dengan nama Philadelphia. Hingga akhirnya kota ini dikuasai oleh Dinasti Umayyad dan dikembalikan namanya menjadi Amman, setelah kembali jaya di masa Kerajaan Ottoman.
Hercules di Amman Citadel
Ada puluhan reruntuhan kota yang ada di Yordania, yang kami kunjungi bersama pemandu kami, Waleed Haseyat, dari Jordan Tourism Board. Salah satunya adalah situs bersejarah yang berada di tengah-tengah Kota Amman, yaitu Amman Citadel, atau Jabal al-Qal'a. Situs reruntuhan yang merupakan bagian dari kota peninggalan Romawi, Byzantine, dan kerajaan Islam ini, terletak di atas salah satu dari 7 bukit di Amman.
Kompleks bersejarah ini terdiri dari Kuil Hercules, gereja Byzantine, serta reruntuhan masjid dan ruang tunggu para khalifah. Dari reruntuhan ini saja, tampak kebesaran kerajaan-kerajaan tersebut. Tampak pula potongan tangan patung sebesar sofa satu dudukan, yang diduga bagian dari patung Hercules. “Terbayang kan seberapa besar patungnya yang utuh,” ujar Waleed.
Foto: Argarini Devi
Dari atas Citadel, kami disuguhi pemandangan pusat Kota Amman. Di tengah keramaian dan kepadatan hunian kota, tampak sebuah teater Romawi, yang dikenal dengan sebutan Roman Teater. Uniknya, teater yang dibangun oleh Yunani ini digunakan oleh masyarakat Romawi. Ada perbedaan antara teater Yunani dan Romawi. Kursi teater buatan Yunani selalu dipahat di sisi bukit atau gunung batu. Jadi, bagian kursi penonton adalah bagian dari gunung batu. Sedangkan teater Romawi selalu dibangun terpisah atau berdiri sendiri, tidak menjadi bagian dari gunung batu.
Jam buka:
- Oktober - Maret: Sabtu-Kamis 08.00 – 16.00
- April – September: Sabtu-Kamis 10.00 – 16.00
- Harga tiket: 3 dinar Yordania (sekitar Rp56.000) (f)
Topic
#TravelingYordania