Foto: Unsplash
Survey BBC tahun 2018 menemukan bahwa aplikasi kencan adalah poin yang paling sedikit dipilih untuk mencari pasangan bagi orang Inggris berusia 16 hingga 34 tahun. Sementara itu, 7 persen dari 2.000 milenial tidak mencari pasangan melalui aplikasi kencan karena membingungkan dan terlalu banyak pilihan.
Para akademisi juga memberi perhatian terhadap menurunnya pamor kencan digital. Sebuah studi The Journal of Social and Personal Relationships pada September 2019 menyebut bahwa penggunaan aplikasi kencan online dapat menimbulkan rasa kesepian bagi pengguna.
Sementara itu, Management Science merilis penelitian tentang kencan online di tahun 2017 yang menyimpulkan bahwa meningkatnya jodoh potensial dalam aplikasi kencan berimplikasi positif terhadap pilihan yang lebih banyak, namun juga mempunyai efek negatif yaitu kompetisi tinggi antar para pengguna aplikasi.
“Mencari pasangan dengan cara seperti ini melelahkan dan bisa menjengkelkan,” ujar Scott Harvey, editor Global Dating Insight, perusahaan publikasi industri kencan online.
Ia juga menambahkan para pekerja industri kencan online menyadari bahwa banyak konsumen tak lagi tertarik pada aplikasi Tinder dan Bumble.
Lanjut ke halaman berikutnya.
BACA JUGA:
Ingin Melakukan Pernikahan Virtual? Ini Hal-Hal yang Perlu Diketahui
LDR Di Masa COVID-19 Tak Selamanya Menyedihkan
Pandemi Corona Mengubah Cara Berkencan Para Lajang
Topic
#Tinder, #Bumble, #aplikasikencan