Dok. Linda Anggrea
Memproduksi dan menjual produk yang bukan kebutuhan dasar dan esensial di tengah krisis pandemi COVID-19 merupakan tantangan yang sangat berat. Seperti halnya yang dialami oleh Linda Anggrea, pendiri Buttonscarves, label hijab premium lokal yang dikenal dengan koleksi pattern scarf.
Tak main-main, bisnis yang dibangun Linda dari nol dan telah memiliki 19 gerai ini sempat beberapa kali mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis hingga 80 persen.
“Bisnis kami bergerak di bidang ritel fashion, yang mana produk kami jual di shopping mall dan toko. Penjualan secara offline pun jadi nol karena adanya kebijakan pemerintah untuk menutup pusat perbelanjaan,” kata Linda.
Ketika penjualan secara offline menukik tajam, Buttonscarves lumayan terbantu dengan pemasaran online, baik melalui website maupun marketplace. Sebelum pandemi, penjualan online sekitar 40 persen sedangkan offline 60 persen. Dari masa PSBB, hingga saat ini, penjualan online mendominasi hingga mencapai 65 persen.
Melakukan penjualan secara online memang sudah menjadi konsep yang dijalankan oleh Linda sejak bisnis ini mulai. Perubahan pola belanja konsumen pada masa COVID-19 seperti ‘wake up call’ baginya dan tim Buttonscarves untuk memusatkan perhatian pada cara baru ini, lebih dari sebelumnya.
Ia menambah beberapa orang untuk bertugas sebagai customer service yang melayani pelanggan online ini. Atas bantuan pengembang aplikasi dari luar negeri, Linda menghadirkan aplikasi belanja khusus Buttonscarves berbasis mobile.
Membuat aplikasi ini juga sebenarnya sudah lama ia rencanakan, tapi terabaikan karena merasa sudah cukup dengan penjualan offline dan online di platform lain. Dengan adanya COVID-19, pembuatan aplikasi justru jadi terealisasi dalam waktu lumayan cepat hanya sekitar 3 minggu sejak proses pengembangan hingga bisa digunakan.
“Pada bulan April, beberapa minggu saja setelah PSBB diberlakukan di Jakarta. Aplikasi belanja sudah kami launching dan bisa digunakan,” katanya. Buttonscarves mampu melayani permintaan konsumen yang lumayan tinggi saat Lebaran lalu.
Linda menuturkan mindset-nya dalam melihat perubahan pasar yang drastis memang bukan memikirkan risiko apa yang akan terjadi, tapi upaya apa yang bisa dilakukan agar penjualan tetap ada. Bisnis harus tetap berjalan karena ada sekitar 100 orang karyawan yang menggantungkan hidup di perusahan ini.
Seminggu pertama memang sempat merasa kagok. Tapi, kemudian ia ambil tindakan, meminta tim untuk membuat tools untuk meeting dan berlangganan suatu layanan aplikasi untuk mencatat progres pekerjaan yang bisa diakses dimana saja.
Memiliki tim yang kebanyakan milenial sangat memudahkan Linda. Mereka fasih dalam penggunaan teknologi dan terbiasa dengan cara kerja yang cepat. Ia merasa prihatin mendengar beberapa klien melakukan PHK. Ia memotivasi dirinya untuk berinovasi agar bisnis tetap bertahan dan ia tidak perlu melakukan PHK.
“Semua karyawan masih saya pertahankan hingga saat ini. Hanya ada beberapa yang jobdesk-nya berubah. Seperti SPG toko,misalnya. Saya tetap membayar upah mereka, tapi tanpa insentif atau bonus. Mereka tetap bekerja dengan cara rolling untuk membantu membenahi gudang,” katanya.
Linda menjadikan safety first bagi karyawannya sebagai yang paling utama. Target disingkirkan sementara. Salah satunya dengan melakukan rolling shift untuk membatasi jumlah karyawan yang melakukan produksi.
Ingin bisnis Anda naik kelas seperti Linda Anggrea? Dapatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnismu dengan mengikuti Scale-Up Program persembahan Femina dan Facebook #SheMeansBusiness.
Segera daftarkan diri Anda dengan klik link berikut : https://bit.ly/3p0u0wv
(*) batas waktu pendaftaran : 27 November 2020
Program ini GRATIS dan hanya diperuntukkan bagi 100 wanita wirausaha yang akan dikurasi oleh tim Femina.
Syarat & Ketentuan Berlaku :
- Wanita Wirausaha / Business Owner kategori Fashion dan Food
- Usia minimal 21 tahun
- WNI, berdomisili di Indonesia
- Memiliki usaha aktif minimal 2 tahun
- Wajib memiliki izin usaha (NIB/CV/PT, dll)
- Memiliki karyawan minimal 3 orang
- Produk kreasi sendiri
- Aktif menggunakan Facebook & Instagram
- Mengisi formulir dengan lengkap dan bersedia mengikuti program Scale Up 6x dalam periode Desember 2020 - Februari 2021.
BACA JUGA :
Feny Mustafa Scale-Up Bisnis Shafira dengan Riset Pasar Sebelum Ekspansi Bisnis
Nilamsari Scale-Up Bisnis Kebab Turki Baba Rafi dengan Terapkan Sistem Franchise
Uma Hapsari Scale Up Bisnis Amazara dengan Mengembangkan Desain Produk
Topic
#LindaAnggrea, #Buttonscarves, #WanitaWirausaha, #BusanaMuslim