Foto: Freepik
Pada dasanya keuangan keluarga memiliki empat pilar yaitu pendapatan, pengeluaran, tabungan, dan investasi. Kondisi pandemi ini secara langsung mempengaruhi pilar-pilar tersebut.
Menariknya, kalau di awal-awal pandemi lalu jumlah tabungan masyarakat cenderung meningkat sebagai dana cadangan menghadapi ketidakmenentuan akibat krisis pandemi, maka kini mereka mengakui jumlah tabungan dan investasi mereka menurun (angkanya cukup besar masing-masing: 48,6% dan 57,6%.
"Hal ini mengindikasikan bahwa pengaruh krisis pandemi di akhir tahun 2020 ini semakin dalam dan dirasakan masyarakat," ujar Yuswohady, Managing Partner Inventure.
Meskipun pendapatan masyarakat Indonesia mengalami penurunan, menariknya rasa optimisme masyarakat terhadap pemulihan ekonomi justru mengalami peningkatan. Dari 1.121 responden, sebesar 47,2% menyatakan optimis pandemi COVID-19 berakhir di akhir tahun 2020. Sedangkan sebesar 51,4% mengatakan bahwa kondisi keuangan mereka akan kembali normal pada akhir tahun 2021.
Menurut Yuswohady, rasa optimis ini muncul seiring dengan perkembangan vaksin COVID-19 yang membawa angin segar dan keyakinan di tengah masyarakat. Selain itu, masyarakat yang sudah lama berada dalam kondisi 'tertekan' ingin melepaskan semuanya.
Hasil selengkap dari survei ini akan ditulis dalam sebuah ebook berjudul "Indonesia Industry Outlook 2021: Consumer Megashifts Post COVID-19" yang akan diluncurkan dalam acara Indonesia Industry Outlook 2021 Conference, 4-6 November 2020.
Konferensi besar secara daring ini menghadirkan 40 pembicara CEO/BOD dari 40 industri utama di Indonesia seperti: banking, telekomunikasi, properti, FMCG, retail, hingga UKM. Informasi selengkapnya bisa dilihat di: www.indonesiaindustryoutlook.com. (f)
Baca Juga:
Tren Belanja Daring Meningkat, Sembako Hingga Buku Paling Dicari
5 Perubahan Perilaku Belanja Masyarakat Saat Pandemi COVID-19
70% Konsumen Asia Tenggara Akan Beralih ke Digital Pada Akhir 2020
Faunda Liswijayanti
Topic
#konsumen, #bisnis