Eka memandang keberadaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) sebagai faktor dominan yang sangat membantu kehidupan masyarakat Indonesia. Namun untuk menopang kebutuhan orang tua, coba ikut sertakan orang tua pada program asuransi.
“Jika tak sanggup untuk asuransi rawat inap, ikutkanlah orang tua ke program asuransi jiwa,” katanya. Ini dilakukan dengan skenario akan banyak pengeluaran yang harus kita lakukan seandainya orang tua sakit. Sehingga ketika terjadi hal tak diinginkan seperti orang tua wafat, maka santunan asuransi akan keluar untuk mengganti pengeluaran biaya orang tua,” terang Eka.
Memutus mata rantai generasi sandwich menurut Eka harus dimulai dari kesadaran kita sendiri. “Generasi hari ini harus bertekad untuk tidak bergantung pada anak di masa tua. Sebab jika gagal, Anda akan menjadi beban anak. Kemudian anak pun kelak menjadi beban bagi generasi berikutnya,” ungkap Eka.
Bisa saja seseorang memikirkan untuk tetap memiliki penghasilan di hari tua dari bekerja sebagai pekerja lepasan atau bisnis. Namun kita tak boleh berharap 100 % ada pemasukan di hari tua, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi seperti faktor fisik dan persaingan usaha. Jadi tetap harus dikombinasikan, 50% pemasukan dari investasi, 50% lagi dari pekerjaan atau bisnis. “Kenyamanan pekerjaan di saat ini tak menjamin kemandirian hidup hari tua. Jadi perjuangkanlah dari sekarang,” pesan Eka. (f)
BACA JUGA:
4 Alasan Yang Membolehkan Anda Menggunakan Dana Darurat!
7 Cara Memangkas Pengeluaran, Terutama Jika Kehilangan Pekerjaan Akibat Pandemi COVID-19
Ini Barang Yang Laris Setelah Lama Di Rumah Saja Karena Pandemi
Topic
#generasisandwich, #keuangan, #keuangangenerasisandwich, #investasi