Health & Diet
Teknologi Medis Terdepan Kunci Keberhasilan Program Bayi Tabung

3 Mar 2021


Foto: Unsplash.com


Bagi pasangan suami istri yang mendambakan keturunan, namun terkendala karena masalah infertilitas, program bayi tabung memberikan harapan baru. Data menunjukkan program bayi tabung memiliki tingkat keberhasilan mencapai 40% dalam mencapai rencana pasangan memiliki momongan. 

Tidak dipungkiri untuk mengikuti program bayi tabung, pasangan perlu menyiapkan dana yang cukup besar. Namun dukungan teknologi terbaru di bidang medis yang terus berkembang, turut memberi andil dalam meningkatkan keberhasilan program ini. Selain itu, tingkat keberhasilan program bayi tabung juga dipengaruhi oleh usia calon ibu, cadangan sel telur, kualitas sperma, dan faktor penyebab infertilitas itu sendiri.

Prof. Dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG-KFER, MPH, dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre menjelaskan, program bayi tabung sangat dipengaruhi oleh teknologi medis dan teknik yang digunakan. Keduanya berkesinambungan guna meningkatkan peluang keberhasilan mendapatkan kehamilan. 

Beberapa teknologi yang membantu meningkatkan keberhasilan program bayi tabung seperti Time-lapse Incubator yaitu alat inkubator terkini yang terdiri dari beberapa bilik yang dilengkapi kamera dan mikroskop di masing-masing bilik guna menangkap gambaran perkembangan embrio setiap lima menit sekali, tanpa harus mengeluarkannya dari inkubator. Embrio setiap pasien akan mendapatkan satu bilik inkubator tersendiri dan terpisah dengan embrio milik pasien lain. 

Ada juga metode pre-implantation genetic testing for aneuploidy (PGT-A) merupakan teknologi yang digunakan untuk memeriksa kromosom sebelum emrio ditransfer ke rahim. Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi kelainan genetik emrio serta mengurangi risiko keguguran. 

Berbagai kelainan juga dapat dideteksi melalui pemeriksaan khusus dengan teknologi moderen, antara lain USG transvaginal dan pemeriksaan histerosalpingografi (HSG) sebagai pemeriksaan dasar. 
Advertisement

Pemeriksaan USG transvaginal diperlukan untuk melihat apakah ada kelainan yang dapat mengganggu proses kehamilan seperti kelainan anatomi bawaan lahir, keberadaan mioma atau polip, melihat kondisi rahim dan indung telur, melihat ukuran organ ovarium, dan melihat jumlah sel telur yang dimiliki. 

Sedangkan pemeriksaan HSG berfungsi untuk melihat apakah ada sumbatan pada saluran telur atau tidak. Hasil pemeriksaan akan membantu dokter dalam mendiagnosis dan memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi pasien. Selain itu, terdapat juga infertilitas yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya atau unexplained infertility. Pada kondisi ini semua hasil pemeriksaan menunjukkan hasil yang normal, namun pasangan tersebut mengalami kesulitan mendapatkan kehamilan.

“Dengan kemajuan teknologi medis saat ini, pengerjaan yang berhubungan dengan sel telur dan sperma menjadi lebih optimal, proses pembuahan sel telur lebih maksimal, penyimpanan embrio lebih terjaga kualitasnya dan minim risiko kerusakan, hingga memungkinkan untuk dilakukannya pemeriksaan kromosom untuk mencegah terjadinya transfer embrio dengan kelainan genetik,” jelas Prof Budi. (f) 


Baca Juga: 
Tingkat Keberhasilan Capai 40 Persen, Bayi Tabung Harapan Baru untuk Pasangan dengan Masalah Infertilitas
Terapi Plasma Konvalesen, Harapan Baru Pengobatan COVID-19
3 Cara Merawat dan Meremajakan Miss V
 



Faunda Liswijayanti


Topic

#kebidanan, #kehamilan, #bayitabung

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?