Foto: Fotosearch
Menurut Emilia Achmadi, nutrisionist, pengaruh mi instan pada tiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor. ”Berapa banyak dan seberapa sering ia mengonsumsi mi instan, serta bagaimana pola makannya secara keseluruhan, sangat memengaruhi efek yang dihasilkan,” jelas Emilia.
”Untuk orang sehat dengan semua fungsi organ yang bekerja dengan baik, mengonsumsi makanan kemasan, termasuk mi instan, dalam frekuensi rendah (seminggu – dua minggu sekali) tidak akan membahayakan kesehatan,” tutur ahli gizi dari komunitas Sehati ini.
Namun, menurut Emilia, memang ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi mi instan. Beberapa komposisi bahannya ada yang berlebihan sehingga bisa mengancam kesehatan jika terlalu sering dikonsumsi. Menyantap mi instan bersama telur dan sayuran memang bisa menambah asupan gizi yang baik, tapi cara ini tidak bisa menghilangkan efek negatif dari beberapa kandungannya yang berlebihan.
“Selama produsen bertanggung jawab dan disiplin mengikuti peraturan yang berlaku, seperti sekarang ini, keamanan mi instan sebenarnya bisa dijamin,” ungkap Purwiyatno Hariyadi, direktur SEAFAST Centre, Menurutnya, yang paling penting, konsumen harus selalu menjalankan perilaku makan sehat, yaitu dengan mengonsumsi aneka ragam jenis pangan dan jangan terlalu berlebihan mengonsumsi sebuah produk pangan. Dalam menyusun menu sehari-hari, upayakan untuk selalu mengandung makanan pokok, lauk, sayur, dan buah. (f)
Topic
#miinstan