Foto ilustrasi: Pexels/Jill Wellington
Cerita serupa juga dialami oleh Otto, anak laki-laki berusia 9 tahun, yang sehari-hari hanya makan pasta tanpa bumbu karena makanan lain membuatnya takut. Bukan sekadar takut, Otto bahkan sampai mual dan muntah melihat pasta. Ketakutan yang dialami Hannah dan Otto bukanlah hal yang umum bagi anak-anak, bahkan bagi penderita picky eater sekalipun.
Pilih-pilih makanan merupakan kondisi yang normal terjadi pada fase perkembangan anak yang kadang muncul pada anak usia 1 hingga 4 tahun. Namun, jika kondisi ini terus memburuk seiring bertambah usia anak, kita perlu memeriksakan anak ke dokter. Mungkin saja anak mengalami gangguan makan Avoidant Restrictive Food Intake Disorder (ARFID); kondisi anak bukan lagi sekadar pilih-pilih makanan, dan memerlukan bantuan khusus.
Menurut Eating Disorder Center, ARFID merupakan gangguan makan ketika seseorang menghindari dan menolak banyak jenis makanan. Kondisi ini bisa mengganggu pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.
ARFID vs picky eater
Ada perbedaan jelas antara picky eater dan ARFID. Disebut dalam laman Beating Eating Disorder, ARFID kerap membuat anak menolak berbagai jenis makanan karena muncul kecemasan berlebih soal makanan. Anak menjadi takut tersedak atau karena bentuk, warna, dan tekstur dari makanan tersebut.ARFID membuat anak kemudian sulit memiliki nafsu makan yang cukup. Kecemasan anak terhadap makanan membuatnya cenderung menghindari rasa lapar.
Sementara, jika dibandingkan dengan anak picky eater, anak ARFID memiliki lebih sedikit jenis makanan yang dapat diterima. Seringnya, anak ARFID menyukai makanan ultra-proses karena memiliki rasa dan bentuk yang familiar sehingga mengurangi kecemasan saat memakannya. Padahal makanan ultra-proses minim nutrisi, sehingga anak rentan mengalami malnutrisi.
Tip bantu anak hadapi ARFID
Menghadapi ARFID, kita sebagai orang tua perlu meningkatkan dukungan dan membantu anak mengatasi ketakutan terhadap makanan. Salah satu yang bisa diupayakan, dengan menciptakan suasana makan yang menyenangkan; buatlah anak senang menunggu waktu makan dengan bermain atau bercerita.Reward positif agar anak mencoba berbagai makanan baru juga bisa dipakai. Misalnya, beri anak akhir pekan bermain bersama jika ia mau mencoba makanan tertentu. Dan tentu saja, hindari menyalahkan anak ketika mereka kesulitan mencoba makanan baru. Selain itu, ajak anak melatih pola pernapasan yang dapat membantunya mengatasi stres saat berada di dekat makanan.
Saat anak merasa tenang, mereka akan lebih mudah melihat makanan sebagai hal yang tidak mencemaskan, dan mau memakannya. Semoga anak-anak Sahabat Femina tidak mengalami ARFID, ya!
Baca juga:
Vegetarian Tak Berarti Kurang Gizi
Kenali Gejala dan Solusi Depresi pada Anak dan Remaja
Pola Makan Lebih Sehat Dengan Memahami dan Menyayangi Tubuh
Ghina Athaya
Topic
#gangguanpolamakan, #arfid, #anaksulitmakan