“Prestasi itu penting. Bukan hanya untuk medali, tapi juga untuk kelangsungan pembinaan dan perhatian kepada cabang olahraga tersebut dalam jangka panjang,” ungkap Supeni, pelatih atlet angkat besi Persatuan Angkat Besi-Binaraga-Angkat Berat Seluruh Indonesia untuk Jawa Barat, kepada femina dari arena Olimpiade Rio de Janeiro, Selasa (9/8).
           
Pernyataannya ini menyusul prestasi Sri Wahyuni Agustiani, atlet bimbingannya yang berhasil merebut medali pertama bagi kontingen Indonesia lewat perolehan medali perak di kelas 48 kg putri, dengan total beban 192 kg, yakni 85 kg snatch dan 107 kg clean and jerk.

Sebelumnya, Sri Wahyuni mendapatkan medali emas di Pekan Olahraga Pelajar Nasional 2009, PON 2009, Islamic Solidarity Games  2013, dan Sea Games 2013, serta medali perak di Asian Games 2016. “Ini merupakan prestasi sempurna pada jenjangnya,” ungkap Supeni, bangga.

Kabar baik kedua datang dari Eko Yuli Irawan, lifter dari cabang olahraga angkat besi putra 62 kg yang mempersembahkan medali perak. Eko berhasil meninggalkan catatan total angkatan seberat 312 kg dari 142 kg snatch dan 170 kg clean and jerk. Prestasi itu dinilai Alamsyah Wijaya, Manajer tim angkat besi Indonesia, terbilang luar biasa. “Masa persiapan efektif hanya berlangsung tujuh bulan. Ini merupakan hasil terbaik yang bisa dicapai untuk saat ini,” kata Alamsyah. (f)


Baca juga: Atlet-atlet Indonesia di Olimpiade Rio 2016 

---