
Foto: RFF
“Itu sebabnya, tabungan hanya cocok untuk pemenuhan kebutuhan jangka pendek yang memberikan nilai uang yang tetap dan likuid,” jelas Tri Utami Kusumawardani, Investment Specialist Head PermataBank dalam sesi Financial Literacy Chit Chat with PermataBank, di BXc Mall, 20 April lalu.
Menyiapkan masa depan agar semua kebutuhan dapat terpenuhi memang butuh perencanaan keuangan dan strategi investasi yang tepat. “Sebelum menyisihkan pos investasi, seseorang juga perlu menyisihkan dana darurat dulu yang besarnya 3-6 bulan besarnya gaji. Dana ini disimpan di tabungan untuk kebutuhan tak terduga yang sifatnya urgent. Baru kemudian menyisihkan di awal sebesar 5%-15% dari pendapatan untuk porsi investasi,” ujar Tri.
“Saya menyesal tidak melakukan investasi sejak masih lajang dulu. Setelah menikah, baru terasa bahwa financial plan itu penting karena sudah mulai banyak kebutuhan, terutama untuk anak,” kata aktris Sabai Morscheck yang turut hadir di rangkaian acara Obrolan Inspiratif & Workshop Seru Khusus Komunitas Perempuan yang diluncurkan oleh PermataBank ini.
Baca juga:
5 Solusi Mendapatkan Kepercayaan Bank Untuk Ambil Kredit
Dana Darurat Ketika di-PHK
Untuk pemenuhan kebutuhan jangka pendek, seperti rencana liburan tahun depan, akan lebih tepat untuk menyimpan uang di money market, misalnya tabungan. “Yang penting untuk pemenuhan jangka pendek adalah bisa tiap saat ditarik dengan nilai uang yang tidak boleh turun,” ujarnya. Lebih jauh, Tri menyarankan agar seseorang memilih bentuk tabungan dengan banyak benefit tambahan, misalnya cash back, seperti yang diberikan oleh Permata Tabungan Bebas saat nasabah bertransaksi di supermarket, SPBU, dan toko online.
Apabila investasi tabungan cocok untuk waktu 1-3 tahun, maka untuk jangka menengah 3-10 tahun bisa memilih instrumen lainnya dari money market, yaitu giro atau deposito. Bunga dari deposito sedikit di atas tabungan. Kebutuhan jangka menengah ini misalnya untuk rencana menikah, atau persiapan uang muka pembelian rumah. Untuk pemenuhan kebutuhan jangka panjang (di atas 10 tahun), seperti dana pendidikan anak atau dana pensiun, pilihannya adalah investasi emas, properti, modal usaha, atau pasar modal (obligasi, saham, dan reksa dana).
“Hanya, untuk investasi properti ada faktor likuiditas yang perlu diperhitungkan. Ketika uang tersebut dibutuhkan, tidak bisa tiap saat ‘cair’ alias belum tentu properti bisa langsung terjual pada waktu yang dibutuhkan,” ingat Tri. Sementara hasil investasi emas masih di bawah investasi pasar modal, sehingga bisa dikatakan untuk pemenuhan kebutuhan jangka panjang, menaruh uang di pasar modal adalah pilihan yang paling tepat.
Reksa dana adalah pilihan paling praktis dan menguntungkan untuk pemenuhan kebutuhan jangka panjang. Meski bisa membeli produk reksa dana mulai dari Rp250.000, Tri menyarankan hendaknya porsi reksa dana yang ditanamkan sebesar mungkin, asalkan tidak melebihi 15% pendapatan. “Uang yang disimpan di reksa dana bukanlah ‘uang hilang’. Bisa ditarik kapan pun saat dibutuhkan,” kata Tri. (f)
Topic
#TipKeuangan