
Foto: Fotosearch
Sadar nggak, sih, kebugaran mental sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi kita? Menurut konsultan karier Andin Andiyasari, penyebab utama munculnya emosi negatif di kantor adalah kelelahan mental berlebih akibat situasi kerja yang terlalu menekan. Hasilnya, hal-hal sepele pun bisa bikin kita kesal.
Sebenarnya nggak sulit, kok, mengatasi emosi negatif. Hal pertama yang kudu kita lakukan adalah mengenali dan memahami emosi yang sering dirasakan. Dengan begitu, kita bisa mengendalikannya, deh. Menurut Andin, ada lima emosi negatif yang biasa timbul di kantor. Berikut cara mengatasinya!
1. Frustasi, nih!
Rekan kerja nggak juga menyerahkan tugasnya ke kita. Padahal jadwal deadline sudah lewat, tuh. Sikap atasan yang seenaknya main perintah juga membuat kita tambah putus asa.
Memang saat mandek dan nggak menemukan solusi masalah, kita bakal merasa frustasi. Coba, deh, tulis hal-hal yang membuat kita stres di kertas. Setelah itu berpikirlah secara positif alias melihatnya dari sudut pandang berbeda.
Contohnya, bukan nggak mungkin, kan, bos suka main perintah karena ingin menguji mental kita dalam mengatasi hal-hal di luar rencana. Kita justru kudu menjadikannya sebagai motivasi, tuh, untuk mengerjakan yang terbaik!
2. Hiks, cemas
Sudah lebih dari dua tahun bekerja, kita belum juga diangkat jadi karyawan tetap. Nggak heran, deh, kita cemas dengan nasib kita. Jangan-jangan kita bakal dipecat dan jadi pengangguran, hiks.
Jangan biarkan rasa cemas menghambat produktivitas kerja, ah. Kalau terlalu tenggelam dalam kesedihan dan nggak fokus bekerja, bisa-bisa hal yang kita takutkan justru jadi kenyataan, tuh.
Sebaliknya, lakukan sesuatu untuk menunjukkan pada perusahaan kalau kita terlalu berharga untuk dilepas. Tulis hal-hal yang bikin kita cemas dan risiko-risiko yang akan dihadapi. Lalu temukan, deh, cara mengatasinya agar kecemasan kita nggak terbukti—salah satunya dengan bekerja keras!
3. Aargh...
Ini dia, nih, emosi yang paling sering dirasakan karyawan kantor seperti kita. Marah-marah, tuh, merupakan emosi yang paling merusak karena dapat mengancam hubungan baik kita dengan orang sekitar.
Makanya, kita kudu segera mengatasinya jika sulit mengendalikan emosi kita. Pertama, hindari hal-hal yang sudah kita tahu dapat memancing amarah. Misalnya, jangan menanggapi sindiran rekan kerja reseh. Mendingan diam, deh, daripada ribut.
“Kita punya pilihan untuk bereaksi di segala situasi. Tapi marah bukanlah pilihan tepat. Jika kita mulai emosi dengan berteriak, hentikan segera. Tutup mata dan tarik napas secara perlahan. Ampuh, tuh, menginterupsi kemarahan dan memberi aura positif pada diri sendiri,” kata Andin.
Selanjutnya, alihkan pikiran kita ke hal-hal menyenangkan. Boleh memikirkan rencana liburan kita bersama teman-teman segeng bulan depan, atau bonus kantor yang bakal mengucur dalam hitungan hari!
4. Nggak suka aja!
Namanya juga berinteraksi dengan banyak orang. Tentunya, nih, ada saja satu atau dua di antara mereka yang menyebalkan. Kita jadi nggak nyaman bekerja, deh, karena harus bertemu mereka.
Ingat, sesebal apa pun, kita tetap kudu bersikap profesional dan respek ke mereka. 'Hadapi' klien reseh dengan baik supaya dia tahu kalau kita juga ingin diperlakukan dengan sopan.
Jika merasa berat, anggap saja ini sebagai tantangan. Karyawan yang baik bisa membedakan masalah pribadi dan pekerjaan. Kita mungkin nggak menyukai salah satu rekan kerja secara pribadi, tapi kita tetap kudu bisa menjadi partner-nya dalam pekerjaan.
5. Kecewa
Sudah susah payah mengerjakan proyek A—bahkan sampai lembur berhari-hari, bos nggak memberikan apresiasi. Dia malah menyalahkan kita karena jumlah konsumsinya kurang, yang sebenarnya tanggung jawab rekan kerja kita yang lain.
Jangan cepat patah semangat, dong. Kita boleh saja kecewa dengan hasil yang kita dapat, tapi bukan berarti kita harus berhenti berusaha, kan? Tetap pertahankan goal kita saat bekerja!
Tulis semua kekecewaan kita di agenda. Cari tahu, deh, apa yang sebenarnya membuat kita down. Jangan-jangan selama ini kita memang masih bekerja setengah-setengah, sehingga bos kurang menunjukkan apresiasinya. Kalau benar, artinya di proyek selanjutnya kita harus bekerja lebih sepenuh hati, ya! (f)
Topic
#mengelolaemosi