Trending Topic
Kekerasan Seksual terhadap Anak, Apa yang salah dengan Pendidikan kita?

18 May 2016

 
Foto: Fotosearch

Sejumlah kekerasan seksual pada anak merebak di sejumlah wilayah di tanah air. Kasus yang ramai dibicarakan saat ini, mengenai pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang siswi SMP, YY (14), yang dilakukan 14 pemuda di Bengkulu. Masih banyak kasus kekerasan seksual pada anak lainnya yang tidak terdengar oleh publik.

Menurut Abdul Waidl, MA, Koordinator Nasional Network for Education Watch Indonesia (NEW Indonesia), maraknya kasus kekerasan seksual pada anak tidak serta merta terjadi begitu saja. Banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya kekerasan seksual tersebut. Seperti, maraknya pornografi dan tidak dibarengi dengan pendidikan seks, pola pendidikan sekolah yang tidak mengedepankan pendidikan moral dan karakter, peredaran dan pengaruh minuman keras sampai masalah rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pendidikan dan kemiskinan struktural, dituduh menjadi penyebab dibalik kekerasan seksual tersebut.

Mengapa hal tersebut terjadi? Abdul Waidl mempertanyakan, apa yang salah dalam konsep pendidikan kita? Saat ini konsep pendidikan kita lebih mengedepankan nilai (nilai angka) daripada karakter (nilai kehidupan). Pendidikan kita terjebak dalam konsep yang ‘memenjarakan’ daripada yang ‘memerdekakan’. “Sudah seharusnya, konsep pendidikan di Indonesia lebih mengedepankan karakter dengan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi pertumbuhan dan pembentukan moral
setiap individu, tidak hanya siswa, yang terlibat dalam dunia pendidikan. Individu yang bermoral dapat menghargai nilai kemanusiaan, dan akan berdampak mengurangi tindak kekerasan, baik di lingkungan sekolah dan di luar sekolah,” tutur Abdul Waidl.

Meskipun pemerintah sudah berupaya pencegahan tidak kekerasan melalui kementerian pendidikan dan kebudayaan yang sudah menerbitkan Permendikbud Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, sayangnya kebijakan ini belum berjalan optimal. Baik di tingkat sekolah, pemerintah daerah termasuk pemerintah pusat. Bahkan, sebagian besar sekolah belum mengetahui mengenai peraturan tersebut.

Oleh karena itu, NEW Indonesia atau Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, menghimbau agar pemerintah mengambil pelajaran dari beberapa tindak kekerasan pada anak dan mengevaluasi konsep pendidikan saat ini.

“Kami juga ingin pemerintah mendorong konsep pendidikan karakter bisa diwujudkan dalam pendidikan di lingkungan sekolah. Selain itu, aturan yang termaktub dalam Permendikbud Nomor 82 tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan, hendaknya bisa diaplikasikan, untuk itu perlu dikawal pelaksanaannya di sekolah dan di pemerintah daerah,” tutur Abdul Waidl.  

Harapannya, agar tindak kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah, bisa ditekan. (f)


 


Topic

#KekerasanSeksual

 


polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda? 

https://www.helpforassessment.com/blog/style/ https://www.baconcollision.com/css/ https://seomush.com/ https://radglbl.com/ https://stmatthewscommunityhall.co.uk/vendor/ https://www.bgquiklube.com/style/ https://proton.co.ke/css/ https://www.888removalist.com.au/vendor/ https://quill.co.id/js/ https://aniworld.com.de/css/ https://gmitklasiskupangbarat.or.id/js/ slot gacor สล็อตออนไลน์" เว็บตรงสล็อต MAX33 คาสิโนออนไลน์ MAX33 สล็อตเว็บตรง