Trending Topic
Masker Kain Alternatif untuk Antisipasi COVID-19, Asal Tetap Jaga Jarak

1 Apr 2020

Foto: unsplash.com


Berkembangnya kasus COVID-19 yang melanda Indonesia dan dunia, telah membuat beberapa peralatan untuk kesehatan diri seperti masker, hand sanitizer, antiseptik, dan APD sulit didapat dan langka. Kondisi ini kemudian mendorong beberapa orang tergerak untuk berkreasi dan membuat sendiri produk-produk tersebut. 

DIY cara membuat masker hingga hand sanitizer bisa didapat dengan mudah di internet. Beberapa orang pun berusaha berkreasi dengan masker terbuat dari kain sebagai alternatif masker sekali pakai yang langka di pasaran dan harganya selangit. 

Ada yang menjadikan masker kain ini sebagai peluang bisnis ditengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, tapi tak sedikit pula yang tergerak untuk memanfaatkan ekmampuannya menjahit dan membuat masker untuk dibagikan kepada masyarakat luas yang membutuhkan. 

Menyikapi tentang maraknya penjualan masker kain dan penggunaannya di masyarakat untuk mencegah COVID-19, Dokter Spesialis Paru RSUP Persahabatan, Erlina Burhan, menyampaikan bahwa masyarakat dapat menggunakan masker kain di tempat umum dan fasilitas lain. Namun, pengguna masker kain juga perlu untuk menjaga jarak 1 sampai 2 meter untuk mencegah penularan virus Corona.

Meski begitu ia mengingatkan bahwa penggunaan masker kain kurang efektif mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19 dan hanya bisa digunakan sebagai pilihan terakhir. 

"Kenapa? Karena masker kain tidak bisa memproteksi masuknya semua partikel dan ini tidak disarankan bagi tenaga medis. Sekitar 40 hingga 90 persen partikel bisa menembus masker. Idealnya dikombinasikan dengan penutup wajah," ujar Erlina dalam keterangan pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (1/04). 

Seperti diketahui, ada sejumlah mekanisme penularan virus COVID-19, dua di antaranya melalui droplet dan airbone (partikel kecil yang terbawa udara). Masker kain memiliki perlindungan dari droplet, meski kecil, tapi tidak ada perlindungan terhadap aerosol atau partikel yang airbone. Sehingga, penggunaan masker kain disarankan Hanya sebagai pilihan terakhir jika ketersediaan masker bedah sudah sangat langka di pasaran. 

“Tapi itu pun dengan catatan, bahwa yang wajib menggunakan masker bedah adalah orang sakit dan tenaga medis, sementara masyarakat sehat dapat menggunakan masker bedah jika keluar rumah atau merawat orang sakit. Kalau orang sehat memborong dan memakai (masker bedah) maka ketersediaan masker ini tidak ada lagi bagi tenaga kesehatan maupun orang sakit, dan ini berbahaya kalau orang sakit tidak ada akses terhadap masker bisa jadi orang sakit ini jadi sumber penularan kita semua," jelasnya.

Sementara masker bedah, efektif mencegah partikel airbone ukuran 0,1 mikron dari 30 hingga 95 persen. Namun masih memiliki kelemahan yakni tidak bisa menutupi permukaan wajah secara sempurna terutama di sisi samping kiri dan kanan masker. "Dan kelemahan lainnya hanya bisa digunakan sekali pakai," kata dia.

Adapun masker N95, memang tingkat efektifitas pencegahan penularan mencapai 95 persen namun masker ini tidak boleh dipakai oleh sembarang orang dan menjadi protokol wajib tenaga kesehatan yang harus berkontak langsung dengan pasien penderita.

"N95, masker ini mempunyai proteksi yang baik untuk droplet dan juga memiliki proteksi aerosol. Makanya dianjurkan oleh tenaga medis, bukan masyarakat, dan efektifitasnya cukup tinggi partikel ukuran 0,1 mikron aerosol sampai 95 persen," kata dia.

Penelitian yang dilakukan Universitas Hong Kong baru-baru ini menyebutkan bahwa penambahan lapisan tisue pada bagian dalam masker kain saat dikenakana, dapat meningkatkan efektivitas masker kain. Penambahan tisue ini disebut mampu emnghalangi droplet 90% dan aerosol 80%. (f)


Baca Juga: 
Jangan Asal Bikin, Ini Panduan Membuat Hand Sanitizer dari BPOM dan WHO
Dari Desainer hingga CEO, Bersama Tunjukkan Kepedulian Atas Pandemi Global COVID19
Sudah Tepatkah Cara Anda Menggunakan Masker?
 

 

Faunda Liswijayanti


Topic

#corona, #masker, #maskerkain, #covid19, #viruskorona, #viruscorona