Foto: Dok. Pribadi.
Joshua Suherman (23), Artis & Vlogger (@JoshuaSuherman)
Saya berharap, lewat vlog ini saya bisa menularkan pola pikir saya kepada 53.666 subscribers yang ada. Tentu sebuah pola pikir yang positif dalam bentuk hiburan, karena saya percaya bahwa video yang menghibur akan lebih mudah membuat orang menoleh dan menerima pengaruh tersebut.
Dalam beberapa vlog yang saya buat misalnya, terselip pesan-pesan yang membahas tentang menghormati pluralisme, pacaran sehat, tak perlu pamer kemesraan yang berlebihan, hingga jangan jadi orang yang hedonis. Video bincang-bincang saya juga bukan sekadar sebuah diskusi lucu-lucuan, tapi ada pelajaran yang bisa dipetik. Dari Tukul, saya belajar bahwa meski sangat sukses, ia tetap sosok yang sangat tepat waktu dan humble.
Nilai-nilai yang ingin saya sebarkan memang tidak secara gamblang saya sampaikan. Saya justru berharap, orang yang datang ke channel saya tak hanya ingin tahu seperti apa keseharian saya, tapi juga ada nilai-nilai positif yang bisa didapatkan.
Rachel Goddard (31), Beauty Vlogger (@RachelGoddard)
Kata orang, sih, vlog saya lucu. Mungkin hal itu yang membuat orang tertarik pada vlog-vlog make up tutorial, parodi, travel journal, atau kegiatan keseharian yang saya unggah di Youtube. Tapi tentu, ide vlog yang menarik juga harus diimbangi dengan konsistensi dalam mengunggahnya. Sehingga, saya setidaknya akan mengunggah 2 sampai 3 video dalam satu minggu.
Sebelum mengunggah vlog, saya pastikan apakah video tersebut family friendly, tidak ada kata-kata kasar, dan tidak vulgar. Saya tentu memikirkan masak-masak untuk tidak membuat video yang sekiranya akan saya sesali 5 sampai 10 tahun mendatang, yang bisa membuat saya atau keluarga malu.
Saya, misalnya, berkulit gelap, tapi hal itu tidak membuat saya merasa menjadi seseorang yang jelek. Dengan make up yang sesuai warna kulit, saya bisa tampil cantik apa adanya. Inilah yang ingin saya tularkan kepada semua yang menyaksikannya. Sebuah video yang bisa menginspirasi orang lain.
Kevin Hendrawan (24), Presenter & Vlogger (@KevinHendrawan)
Mau tidak mau, suka tidak suka, video yang saya buat pasti akan berpengaruh pada orang lain. Sehingga, saya berusaha sebaik mungkin untuk membuat sebuah tontonan yang sesuai dan layak untuk dinikmati oleh mereka.
Setidaknya seminggu sekali saya akan mengunggah video-video tentang keseharian saya ketika bekerja sebagai presenter acara televisi. Tapi, beberapa kali diselingi dengan travel journal ketika saya mengunjungi beberapa tempat. Tak hanya perjalanan biasa, tapi saya juga menyajikan hal-hal yang perlu dipersiapkan ketika traveling atau informasi tentang budaya atau tempat yang saya kunjungi tersebut.
Lebih dari itu, saya juga beberapa kali membuat video yang membahas tentang isu-isu tertentu yang menjadi perhatian saya atau hal-hal yang dapat memotivasi 77.982 subscribers saya dalam segmen #CeritaKevin. Seperti video Seberapa Indonesiakah Kita? yang membahas tentang Indonesia, tapi dikemas dengan lucu dan menarik. Di video tersebut, saya juga menyelipkan pesan bahwa kita perlu memanfaatkan internet dengan lebih baik, salah satunya adalah mencari informasi tentang Indonesia dibandingkan memanfaatkannya untuk hal-hal yang tidak baik.
Saya tidak berharap terlalu banyak untuk menjadi populer dengan vlog yang saya sajikan. Tapi, setidaknya konten video yang berbeda dibandingkan vlog lain yang saya buat, bisa memberikan variasi lain yang lebih bermakna bagi para penikmat Youtube. Daripada sekadar menonton orang ciuman di vlog, akan lebih baik ada video lain yang bisa memberikan manfaat lain.
Han Yoo Ra (25), Youtuber & Korean Vlogger (@HanYooRa)
Karena maklum saja, mungkin yang membuat saya berbeda dengan vlogger lainnya adalah saya orang Korea yang sudah lama tinggal di Jakarta dan bisa berbahasa Indonesia dengan fasih. Bagi mereka yang suka segala sesuatu tentang Korea, konten yang disajikan saya rasa cukup informatif memberitahukan tentang negara kelahiran saya tersebut. Karena memang, saya aktif membuat video-video tentang budaya, bahasa, tips traveling, atau bahkan sesederhana bagaimana sih kehidupan saya sebagai orang Korea yang tinggal di Jakarta. Saya sendiri menikmati berbagi informasi yang bisa jadi bermanfaat bagi orang lain, terlebih ketika banyak orang merespon positif pada apa yang saya unggah di Youtube.
Ketika saya memutuskan untuk menjadi vlogger dan Youtuber, saya sudah siap jika beberapa bagian dalam kehidupan pribadi saya diketahui oleh orang lain. Tapi di sini saya juga harus mempertimbangkan secara masak-masak, apa yang akan saya katakan dan apa yang akan saya perlihatkan pada orang lain, karena tanpa kita sadari hal tersebut akan memengaruhi mereka yang melihatnya, baik itu dari segi positif ataupun negatif.
Apalagi, lebih dari 70 persen subscriber saya adalah mereka yang berusia 16-24 tahun. Melihat data ini saya paham bahwa saya harus bertanggung jawab menyajikan konten menarik, seru tapi juga tetap layak disaksikan oleh mereka. Sederhananya, kalian tak akan menemukan kata-kata kasar, lelucon-lelucon negatif atau bahkan konten yang vulgar dalam vlog saya. Jujur saja, saya ingin menjadi influencer bagi para subscriber saya ini, maka saya tidak mau memberikan pengaruh buruk pada mereka. Ini bukan masalah popularitas saja, tapi juga bagaimana saya bisa jadi influencer yang bertanggung jawab untuk konten-konten yang dinikmati oleh para muda-mudi. (f)
Topic
#Vlogger