Di bilangan Muara Karang, Jakarta Utara, sambangi Martabak Sinar Bulan yang lekat dengan pamor kelezatannya. Bayangkan, 2 hingga 3 sendok sayur adonan yang dituang ke wajan baja panas berdiamater 30 cm, menghasilkan ciri Martabak Sinar Bulan yang supertebal dan empuk, nyaris 8 cm. Lipatan martabak –bukan dipotong di tengah dan ditumpuk-- mempertahankan gaya klasik hok lo pan, sebutan lama untuk sajian Pangkalpinang, Bangka, yang dipercaya dipopulerkan perantau berdarah Hakka.
Jika tak mau terjebak di tengah antrean yang terlalu panjang, datang tepat di jam bukanya di sore hari. Jangan takut bosan kala menunggu. Proses pembuatan martabak ini menggiurkan dan menerbitkan selera. Mentega Wjysman dalam jumlah banyak disendokkan ke atas kulit yang berserat sempurna, keju diparut hingga menggunung, diikuti siraman susu kental manis.
Saat panas, terasa gurihnya mentega yang meleleh ke dalam pori kulit martabak, membuat tiap gigitan terasa legit dan messy. Bulir-bulir meses berjatuhan, walau jumlahnya tak seberapa dengan bagian yang masih tertangkup di antara dua kulit martabak yang montok. Satu potong yang memuaskan!
Dijual pula martabak ‘polos’ (tanpa isi) dan versi hijau pandan. “Empuk kayak bantal. Dimakan gitu aja enak!” ujar pelanggan lama. Martabak bertabur gula dan wijen sebagaimana gaya lama, lebih femina sukai. Tempat tepat bagi yang seleranya belum bergeser dari cita rasa klasik hok lo pan.
Alamat: Jl. Muara Karang Blok 8B, Jakarta Utara. Telp: 08129183102. Jam buka: 16.00-24.00 WIB. Harga: Rp60.000-Rp160.000. Suasana: Terdapat meja untuk menikmati martabak. Parkir tersedia di sepanjang jalan.
Trifitria Nuragustina