Family
Rindu Kumpul Keluarga Setelah Pindah Keyakinan

10 Sep 2016


Foto: Fotosearch

Sejak menikah, saya pindah keyakinan mengikuti suami. Sampai saat ini suami tidak pernah melarang saya berkumpul dengan keluarga, tetapi dia tak pernah mau ikut serta. Sebagai pasangan, saya merasa bersalah meninggalkan suami sendiri di rumah. Di sisi lain, saya rindu kumpul bersama keluarga besar.
 
Cordelia -  Tangerang
 
Saran Irma Makarim
Tiap keluarga tentu memiliki tradisi masing-masing untuk merayakan hari besar keagamaan. Bentuk perayaannya pun bukan hanya sebatas beribadah bersama, tetapi juga dijadikan ajang berkumpul bersama seluruh keluarga besar untuk saling berbagi kasih, suka-duka, serta melepas rindu. Tradisi itu merupakan hal yang berharga untuk dilestarikan.

Begitu juga dalam sebuah pernikahan, tiap pasangan punya tradisi masing-masing. Apa pun bentuk tradisinya, suami dan istri harus saling menghargai. Suami perlu menyadari bahwa Anda merindukan momen tersebut sehingga ia memang tak seharusnya menghalangi Anda. Mungkin ia memilih tidak turut hadir dalam perayaan ini karena alasan tertentu.
Advertisement

 Anda harus bisa menghargai pilihan suami untuk tidak mendampingi Anda. Apabila Anda berdua dapat dengan tulus menerima kondisi ini, Anda tidak lagi akan merasa bersalah untuk menikmati kehangatan bersama keluarga. Meski begitu, ada baiknya Anda mendiskusikan kondisi tersebut kepada suami. Ungkapkan perasaan Anda mengenai keengganan suami untuk terlibat. Jika masalahnya jelas,  Anda berdua bisa mencari solusinya.
 
Saran Monty Satiadarma
Perbedaan agama hendaknya tidak menimbulkan kesenjangan dalam kebersamaan, melainkan kunci untuk saling mengisi. Anda tidak bisa memaksa suami turut hadir dalam acara keluarga Anda karena ia memiliki hak untuk mengikuti hati nuraninya. Demikian pula Anda, memiliki hak mendengarkan suara hati untuk mempertahankan tradisi keluarga. Hubungan keluarga tidak harus menjadi renggang hanya karena perbedaan agama.

Status dan peran sosial Anda telah berubah, dari lajang menjadi menikah dan berperan sebagai istri. Rumah Anda kini adalah bersama suami, bukan lagi dengan orang tua. Karena itu, kesepakatan bersama suami harus ditempuh terlebih dahulu. Jika suami tidak keberatan, tentu tidak ada salahnya  Anda tetap mengikuti tradisi kumpul keluarga saat hari besar. Namun, jika suami Anda keberatan, Anda layak mempertimbangkannya karena status dan peran sosial Anda sekarang merupakan pilihan Anda sendiri.

Jadi, berkumpullah dengan keluarga, jika suami mengizinkan. Namun, jika suami merasa keberatan, terima konsekuensi tidak bisa mengikuti tradisi kumpul keluarga. Mungkin Anda bisa mengganti kerinduan Anda berkumpul dengan keluarga di momen lainnya, bukan hanya saat hari besar. (f)

Baca juga: Pelajaran dari Film Jihad Selfie, 5 Hal yang Perlu Diwaspadai Orang Tua Tentang Ancaman Radikalisme di Media Sosial


Topic

#BedaKeyakinan

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?