Family
Kata Sahabat Femina: Ini Kisah Kami Punya Anak Semata Wayang

9 Jan 2018


Foto: Pixabay; Dok. Pribadi


Tampaknya, pandangan ‘banyak anak banyak rezeki’ tak lagi memikat pasangan modern era kini soal pilihan memiliki anak. Pasalnya, makin banyak pasangan suami istri yang memutuskan untuk memiliki anak sedikit, biasanya hanya dua, atau bahkan tak jarang yang hanya ingin punya anak satu.

Banyak alasan melatarbelakanginya, mulai dari masalah finansial, agar tidak repot mengurusnya hingga supaya bisa memberikan pendidikan terbaik untuk buah hati. Namun, apakah pilihaersebut cukup rasional? Ini kata dua Sahabat Femina!


Syahrani JMS (39), Ibu Rumah Tangga 


 
Buat saya, punya satu anak itu lebih menguntungkan. Dari segi ekonomi, saya tidak perlu mengeluarkan biaya ekstra. Dari segi pendidikan, saya bisa menyekolahkan Amanda Hayley Starkey (12) ke sekolah dengan kualitas pendidikan terbaik, meski iuran tahunannya agak mahal dibandingkan sekolah lainnya. Juga untuk kesehatannya, saya dan suami mampu membuatkan asuransi kesehatan dengan biaya tahunan yang cukup fantastis dan menyediakan segala vitamin kesehatan secara berkala.

Punya satu anak tentu juga sangat menantang. Mungkin, karena fokus saya total ke anak, rasa cemas itu selalu timbul. Misalnya, dengan siapa dia bermain, apakah benar dia pergi ke suatu tempat dengan teman-temannya? Kekhawatiran inilah yang membuat saya harus selalu memantaunya.

Seiring berjalannya waktu, kesibukan Amanda yang lebih memilih menghabiskan waktu bermain dengan teman-temannya membuat saya merasa kesepian. Tapi, saya sadar, suatu hari masa ini akan datang. Yang penting saya tetap berusaha semaksimal mungkin untuk selalu dekat dengannya. Caranya yaitu dengan tetap mengambil peran seperti teman untuknya.

Advertisement
Dulu dia pernah berandai punya saudara. Namun, karena hal itu tidak pernah terjadi, maka sayalah yang harus menjadi sahabat main sekaligus teman curhat. Nah, kebiasaan inilah yang akan saya terus lakukan agar sampai kapan pun dia tetap dekat dan percaya kepada saya dalam segala hal. 



Ficky Yusrini (36), Penulis Lepas
 


 
Dari dulu, saya tidak pernah punya bayangan mau punya anak berapa. Bahkan, kalau boleh jujur, waktu itu kehadiran anak muncul sebelum saya dan suami sempat membahasnya. Sebab, waktu baru menikah, kami merasa belum siap dan kondisinya masih penuh dengan keterbatasan, salah satunya dengan kondisi long distance marriage. Hidup kami berubah total. Tapi, dengan segala keterbatasan, kami berusaha menerima tanggung jawab itu sebaik mungkin. Bahkan, sejak itu bisa dibilang kehadiran seorang putra, Pilar Sidharta (10), adalah hadiah terindah kami.

Jujur, keinginan untuk menambah anak terkadang muncul, terkadang sirna. Lebih sering, saya rasional saja. Menjadi orang tua adalah sebuah tanggung jawab yang amat besar, yang tak berani saya rencanakan. Ternyata, punya satu anak itu banyak sekali sisi positifnya. Apalagi, seiring dengan bertambahnya usia, fleksibilitas juga makin bertambah. Anak tumbuh menjadi sahabat yang menyenangkan. Kami berbagi hobi dan minat masing-masing: tontonan, musik, hingga buku. Walaupun berbeda, ternyata bisa saling memperkaya.

Keindahan inilah yang tak membuat kami merasa kekurangan dengan hanya memiliki satu anak saja. Our life is perfectly well. Mungkin orang lain saja yang ‘gatal’, bertanya, ‘Kapan nambah?’ Itu masalah mereka, ha… ha… ha…! Memang, dulu ada masanya dia merindukan teman bermain dan bisa menangis tiap kali teman mainnya pulang. Sekarang, ia bisa menikmati kesendirian. Menemukan kesenangan tanpa tergantung pada teman bermain.

Untuk mengajarinya mandiri memang dari dulu kami hidup tanpa pembantu rumah tangga. Pilihan ini menuntut kami untuk berbagi tugas masing-masing. (f)

Baca juga:

Benarkah Cukup Satu Anak Pilihan Rasional?
Tantangan Baru Keluarga Dengan Satu Anak, Ini Kata Pakar




Topic

#keluarga, #anak

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?