Celebrity
Tina Fey Hidup di Dunia Pria

13 Apr 2012

Sukses meniru politikus Sarah Palin, berperan sebagai produser acara televisi yang sangat payah di serial 30 Rock, juga penulis naskah di beragam serial televisi dan film, menjadikan Tina Fey sebagai sosok wanita tangguh dan tak bisa diabaikan di dunia pertelevisian. Sederet prestasi pun mengiringi langkah karier Tina: lima tahun berturut-turut masuk nominasi Golden Globe atas perannya sebagai Liz Lemon di 30 Rock (dua di antaranya menang) dan menerima Emmy Awards atas kepiawaiannya sebagai penulis naskah di acara Saturday Night Live (SNL), dan membawa 30 Rocks sebagai Serial Komedi Terbaik.   

Dua Huruf Sakti
Sebelum menjadi  penulis di SNL, wanita kelahiran 18 Mei 1970 ini pernah mengikuti kursus di Second City, sekolah akting di Chicago, yang meninggalkan kesan untuknya. Martin de Maat, salah satu pengajar di sana, memberikan beragam ungkapan yang dipakai sebagai acuan untuk mengimprovisasi kekuatan akting murid-muridnya. Beberapa di antaranya: “Mulailah segalanya dengan mengatakan ‘ya’, dan….”, atau “Hal yang menyenangkan selalu berada di sisi ‘ya’,” dan sebagainya. 
“Saya menyimpan kertas-kertas itu dalam folder berwarna oranye dan saya menemukan kembali folder itu saat membereskan semua barang saat pindah dari Chicago ke New York. Seketika saya menyadari, bahwa kelas akting itu benar-benar telah mengubah hidup saya. Ungkapan-ungkapan ini membawa saya ke jalur karier yang tidak pernah saya duga sebelumnya. 

“Beberapa kali saya mendapat tawaran kerja dan sebagainya. Tetapi, saya sering merasa belum siap. Rasanya pekerjaan itu terlalu besar buat saya. Aturan yang berlaku di kelas akting, seperti ‘Katakan ‘ya’, dan Anda pun akan tahu bagaimana kelanjutannya,’ membantu saya untuk lebih berani mengambil risiko.”
 Pekerjaannya di SNL pun didapat karena kemantapannya berkata ‘ya’. Saat ditawari pekerjaan dan menduduki posisi bergengsi sebagai head writer di SNL, dia hanya diberi waktu selama seminggu untuk pindah dari Chicago ke kantor SNL di New York. Jawaban ‘ya’ yang keluar dari mulutnya, mencetak sejarah karena akhirnya ia menjadi wanita pertama yang menduduki posisi head writer dalam acara televisi. Tidak itu saja, dia juga ditantang sebagai pembawa acara Weekend Update bersama Jimmy Fallon. 

Walaupun sempat panik, dengan keyakinan tinggi, pemilik nama lengkap Elizabeth Stamatina Fey ini menerima kedua tawaran tersebut. Berangkat dari pengalamannya, wanita berdarah Jerman dan Yunani ini merasa bahwa sebenarnya semua orang bisa melakukan semua tantangan yang ada di depan mereka. “Dengan mengatakan ‘ya’, kita membuka kemungkinan untuk terus maju. Lagi pula, hidup itu  kan penuh improvisasi,” tambahnya lagi.     

Kisah Hidup di Buku
Selama lebih dari 15 tahun malang melintang di dunia pertelevisian, Tina berinisiatif membuat autobiografi mengenai dirinya. Judulnya pun agak nyeleneh, Bossypants, yang didapat dari berdiskusi panjang lebar dengan sang suami.  “Saya memikirkan banyak kata-kata yang mengonotasikan saya. Dan, kata-kata yang muncul kebanyakan adalah bossy, penggerutu, dan masam. Hmm…. Tapi, akhirnya kami merasa, bossypants adalah yang paling bersahabat,” jelasnya, di acara Oprah Show beberapa waktu lalu.  

Buku yang dirilis 5 April 2011 ini  mendapat banyak pujian dari media-media besar. Sebut saja New York Times yang mengatakan bahwa Bossypants bukanlah sekadar memoar atau perjalanan seorang Tina Fey, melainkan gabungan antara humor, introspeksi, serta pemikiran kritis dari seorang wanita generasi baru. Bahkan, Washington Post menulis, buku ini bukanlah menceritakan bagaimana menciptakan seorang komedian, melainkan menciptakan sosok wanita. 

Jika melihat cover-nya, tidak sedikit orang yang merasa geli, atau canggung. Bayangkan wajah Tina Fey yang cantik mengenakan topi, bertubuh pria besar, lengkap dengan lengan berbulu.  Wanita yang dibayar sekitar 300.000 dolar AS per episode  serial 30 Rock ini menanggapinya dengan santai. “Saya tahu orang akan bereaksi seperti itu.  Sampul buku itu membuat banyak orang kesal, walaupun buku tersebut tidak cabul, memunculkan kekerasan, atau sejenisnya. Ayah saya saja tidak menyukainya.”  

Dalam bukunya, Tina memaparkan bagaimana rasanya menjadi wanita berpengaruh dalam dunia komedi, yang didominasi oleh pria.  Banyak pewawancara menanyakan, apakah aneh menjadi seorang atasan dan mengatur banyak pria. “Anda kan  tidak akan menanyakan hal itu kepada Donald Trump. Jadi, hal ini tentunya, ya, tidak aneh,” tulisnya.  

Advertisement
Ia juga mengisahkan bahwa selama bekerja di SNL, ia benar-benar belajar bagaimana menjadi seorang atasan. Di sana ia harus mengatur dan memaksa bekerja segerombolan pria bertubuh besar yang sikapnya tidak pedulian. 
“Sebenarnya saya belajar banyak dari Lorne Michaels, untuk menjadi seorang atasan. Ia mengatakan, jika calon karyawan mulai berbicara terlalu banyak, atau cepat marah dan melempar barang, jangan pekerjakan mereka,” sambungnya.    

Keluarga Bahagia
Sebagai Liz Lemon di serial 30 Rock, Tina tampil meyakinkan sebagai sosok lajang yang menyedihkan – kerap gagal menjalin hubungan cinta, berada di tengah-tengah kumpulan pria aneh dan mau menang sendiri, plus seorang pecandu makanan siap saji. Namun, di dunia nyata, Tina berbahagia dengan suaminya, Jeff Richmond, direktur Second City, dan dua anak perempuannya, Alice Zenobia Richmond (6 tahun) dan Penelope Athena Richmond (6 bulan). 

Sebelum memutuskan hamil anak kedua, Tina didera dilema. Ia pun membahasnya secara spesifik dalam satu bab dalam Bossypants. “Menginjak usia 40, saya bertanya-tanya pada diri sendiri, apakah saya benar-benar menginginkan bayi ini atau hanya karena usia saya yang sudah  makin bertambah?” katanya. 
Tadinya, ia pikir 30 Rock akan dihentikan produksinya. Jadi, keluarga mereka punya waktu untuk calon bayi ini. Namun, akhirnya, mereka memutuskan, daripada tergantung pada kelanjutan serial ini dan di tahun-tahun berikutnya merasa menyesal karena ada yang hilang dalam keluarga, keluarga menjadi prioritas utama.  

Tetap Cuek
Identik dengan kacamata besar berwarna hitam dan rambut pendek ikal sebahu, tidak sedikit orang yang menganggapnya sebagai kutu buku.  Itu tidak sepenuhnya salah. Sewaktu SMA dan kuliah, Tina mengakui bahwa dirinya adalah ‘supernerd’. Dia bahkan berkelakar, tidak ada pria yang mau berkencan dengannya, sampai bertemu dengan sang suami yang menikahinya pada 3 Juni 2001. Saat menjadi orang   terkenal pun, Tina Fey tampaknya tak begitu ambil pusing dengan penampilannya. 

“Saya tidak memedulikan tanggapan orang-orang mengenai penampilan saya di karpet merah. Saya menyukai busana yang saya pakai di Golden Globe 2010 (Tina mengenakan busana terusan menggembung bercorak hitam putih)! Lucunya, saya sebelumnya tidak memperhatikan hal itu, sampai mendapat e-mail dari Judah Friedlander (pemeran Frank Rossitano di 30 Rock), yang mengatakan tidak percaya karena saya mengenakan busana terburuk!”

Di era sekarang, di mana hampir semua selebritas memiliki akun Twitter, Tina Fey memilih tidak menggunakan media sosial tersebut. “Saya senang melihat Twitter orang lain, tapi saya merasa, jika saya punya lelucon, saya harus menyimpannya. Saya membutuhkan lelucon tersebut dan tidak akan saya serahkan kepada publik!” ungkap Tina, yang memiliki follower sebanyak 39.500, namun tak pernah sekali pun bercuit-cuit.

RULLY LARASATI





 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?