Pada dasarnya, evaluasi karier pribadi tak berbeda dari evaluasi tahunan yang biasa dilakukan perusahaan. Intinya adalah menentukan sejumlah indikator yang terdiri dari kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats), atau yang biasa disingkat SWOT. Analisis ini dibuat efektif mungkin untuk menilai diri sendiri dan lingkungan dalam waktu tertentu. Dari analisis ini, kita akan mendapatkan hal-hal realistis yang menjadi grand planning karier kita yang sebenarnya. Selain itu, kita juga bisa membuat perhitungan untung-rugi apabila kita tetap bekerja di perusahaan yang sama, atau bila mengundurkan diri dan bekerja di tempat lain. Bedakan antara faktor-faktor internal (berasal dari diri sendiri) dan faktor-faktor eksternal (kondisi luar yang memengaruhi diri kita).
Jika Anda jujur menjawabnya, Anda akan menemukan gambaran objektif menyangkut kapasitas Anda selama ini. Kalau selama ini Anda sering bertanya, mengapa atasan lebih sering mengajak diskusi teman Anda (dan bukan Anda) dalam menangani sebuah proyek, mungkin Anda akan menemukan jawaban yang objektif, dan tidak lagi merasa diperlakukan tak adil.
Untuk faktor eksternal, Anda juga perlu melihat bagaimana kondisi perusahaan tempat Anda bekerja saat ini. Apakah sedang tumbuh cepat, biasa-biasa saja, ataukah malah mundur, bahkan sedang menuju kebangkrutan? Bagaimana posisi penjualan? Jangan segan bertanya mengenai berbagai kebijakan atau kejadian yang pernah terjadi di perusahaan kepada rekan kerja yang sudah lebih lama bekerja di perusahaan itu (tentunya orang-orang yang bisa Anda percayai). Membuka telinga lebar-lebar untuk menjaring informasi semacam itu akan membuat Anda lebih siap, jika sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. (f)