“Harapannya, lewat pergelaran ini bisa menginspirasi sineas-sineas baru dan juga jadi wadah sineas-sineas lama untuk berkembang,” ujar Lukman Sardi, Ketua Bidang Media dan Publikasi FFI 2015.
“Kami berupaya mengembangkan bibit-bibit yang ada di daerah juga dan ternyata mereka sangat haus akan ilmu-ilmu di bidang perfilman seperti pembuatan skenario film, kelas akting, dan banyak lagi,” tukas Lukman.
Acara tahun ini yang mengambil tema ‘Teater dan Film’ untuk mengenang sinemais (Alm.) Teguh Karya sebagai sutradara peraih Piala Citra terbanyak, juga mengadopsi sistem penjurian baru yaitu Lifetime Membership atau sistem voting yang dilakukan seluruh nominee FFI tahun lalu. Dari 140 judul film Indonesia yang diproduksi sepanjang 2015, tersaring 61 film yang layak ikut ajang penghargaan yang telah digelar sejak tahun 1955 ini.
Dari hasil penjurian, kemudian dinobatkan ‘Siti’ sebagai film terbaik 2015. Film dengan format hitam-putih yang belum pernah diputar di layar kaca tanah air ini berkisah tentang potret kehidupan wanita yang harus menjalani kehidupan sebagai pramuria karena kebutuhan ekonomi.
Sutradara Terbaik diraih Joko Anwar lewat film ‘A Copy of My Mind’. Di kategori Pemeran Utama Wanita dan Pria, masing-masing diraih oleh Tara Basro dan Dedy Soetomo.
(Reynette Fausto/Foto: KIR)