1. Belle Epoque
2. Flapper
Kesederhanaan dan modernisme art deco tampaknya jadi hal yang sangat jelas digaungkan untuk mendeskripsikan perhiasan di era Flapper tahun ‘20-an yang penuh kebebasan. Gaun dengan siluet lurus bertabur gemerlap manik-manik yang dirancang ringan dengan garis jahitan pinggul dan potongan selutut memang tampaknya identik dengan kombinasi kalung mutiara yang serba panjang, baik dipakai hanya satu maupun bertumpuk. Wanita di era ini tak lagi peduli dengan tekanan lingkungan untuk terlihat serba mewah, sehingga mutiara palsu yang dirancang oleh Coco Chanel jadi sangat populer. Hebatnya, Chanel bukan saja merancang mutiara yang jelas-jelas palsu jadi terlihat chic, ia dengan bangga juga mendeklarasikannya kepada publik. Lilitan mutiara yang muncul dengan pilihan warna pastel sebagai alternatif putih ditumpuk di leher dengan kesan berantakan, menggambarkan pergerakan para wanita yang penuh pemberontakan.
3. Hollywood Golden Era
Perang Dunia II di Eropa menyebabkan banyaknya perajin perhiasan yang gulung tikar. Rancangan perhiasan yang naik daun kemudian bergaya sangat Amerika. Berkembangnya dekade keemasan Hollywood ini dimulai dari tahun ‘30-an hingga ‘40-an ketika tren film bisu melonjak. Kostum yang digunakan para pemeran pun menjadi lebih beragam dan kreatif. Mutiara yang klasik mulai dirangkai dengan batu permata lainnya, sehingga menghasilkan untaian kalung, gelang, dan hiasan rambut yang lebih beraneka warna.
Makin modern, kalung mutiara makin pendek mendekati garis leher. Perhiasan ini dikenakan lengkap dengan anting mutiara berbentuk chandelier yang membuat penampilan makin meriah. Beberapa selebritas yang memopulerkan mutiara di antaranya Peggy Knudson, Ann Miller, dan Greta Garbo. Isu khusus mutiara yang diterbitkan majalah LIFE pada November 1949 dengan judul Pearls, This is Their Big Year dengan Greta Garbo mengenakan penutup kepala dan untaian kalung mutiara sebagai sampul depan, menunjukkan betapa mutiara mencapai masa keemasannya di masa ini. (Aulia Fitrisari)