Gejala utama yang tampak dari gangguan ini adalah perubahan perasaan pasien, diikuti proses pikir, isi pikiran, dan aktivitas motoriknya (perilaku) yang bisa diamati. Gejala yang tampak biasanya sesuai dengan episode mood-nya.
Pada saat episode manic misalnya, pasien akan mengalami peningkatan aktivitas motorik, tidak bisa diam, selalu aktif tidak kenal lelah, walau tidur sangat kurang. Bahkan, dalam sehari, mereka bisa tidur 1-2 jam saja.
Mereka cenderung gembira berlebihan, kepercayaan diri tinggi, bicara lebih cepat dari biasanya dan ide melompat-lompat sehingga tidak dimengerti, konsentrasi mudah teralih, lebih tertarik pada seksualitas, memiliki perilaku berisiko seperti boros. Sering kali, isi pikiran pasien didominasi oleh kehebatan diri, merasa paling pintar, paling kaya, paling cantik atau tampan, sampai pada pikiran yang fantastis, seperti mampu terbang atau hal-hal lain yang bersifat delusi.
Menurut dr Agung Kusumawardhani, SPKJ, Kepala Departemen Psikiatri FKUI, ada rumus ‘tiga’ yang bisa digunakan untuk memprediksi adanya gangguan bipolar pada seseorang dengan melihat:
- Kegagalan perkawinan
- Kegagalan merespons antidepresan
- Memiliki saudara kandung yang menderita gangguan mood
- Terindikasi penyalahgunaan zat terlarang
- Memiliki perilaku impulsif (belanja berlebihan, berjudi, mengemudikan mobil sangat cepat)
- Memiliki banyak pacar dalam waktu bersamaan
- Melakukan banyak pekerjaan secara bersamaan
- Terdiagnosis memiliki gangguan kepribadian
- Sangat menyukai benda-benda berwarna merah
Bila seseorang memiliki tiga atau lebih dari kategori tersebut, maka ia kemungkinan memiliki gangguan bipolar.