Gangguan bipolar biasanya mudah dikendalikan dengan obat-obatan mood stabilizer, namun harus teratur minum obat. Pengobatan dengan mood stabilizer bertujuan mencegah timbulnya episode mood (manic ataupun depresi). Bila episode itu terjadi sekalipun, kondisi pasien tidak terlalu parah dan dengan cepat kembali ke mood yang eutimik. Jadi, dengan mood stabilizer, frekuensi kekambuhan diperjarang dan tingkat keparahan gejala dapat berkurang.
Ada tiga fase penting bagi penderita gangguan bipolar, yaitu fase terapi akut, berkelanjutan, dan pemeliharaan. Masing-masing memiliki tujuan dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Terapi akut harus dilakukan secepatnya untuk mengembalikan gejala hingga tercapai ke perbaikan (remisi). Pemberian obat mood stabilizer sangat penting pada fase ini.
Fase terapi berkelanjutan adalah jembatan ke fase berikutnya. Fase ini perlu waktu 2-6 bulan. Diharapkan berakhir pada keadaan pulih. Namun, jika pasien kambuh, ia kembali ke terapi akut. Sedangkan fase terapi pemeliharaan, bertujuan memelihara mood yang stabil dan mencegah kekambuhan.
Selain obat, diperlukan juga psikoterapi baik untuk penderita maupun keluarganya. Penelitian Colom F. dari University of Barcelona menemukan bahwa psikoterapi yang diberikan sekali seminggu sebanyak 21 kali, masing-masing 90 menit, dalam rentang waktu 2 tahun berhasil menurunkan kekambuhan 30%, dibandingkan dengan yang tidak mendapat psikoterapi.
Psikoterapi penting juga bagi keluarga karena pasien bipolar sebaiknya tidak dijauhi. Bila pasien dijauhi, mereka akan menstigma diri sendiri dan tidak akan berobat. Akibatnya, gangguan bipolar yang diderita akan makin berat. Keluarga perlu diberi pengertian dan informasi yang benar tentang gangguan ini sehingga dapat memberikan dukungan pada pasien untuk menjalani terapi dan belajar menjalani hidup yang stabil.