“Asri termasuk orang yang fast learner. Jadi, saya tidak sulit untuk beradaptasi dengannya,” sambung Farhan. Namun, menurutnya, tak hanya dirinya yang harus beradaptasi dengan Asri, tapi juga pendengar radionya. Selain itu, tantangan memiliki partner siaran baru adalah mengakomodasinya untuk membentuk dan menunjukkan air personality.
Itulah salah satu kunci kekompakan keduanya. Saat siaran, baik Farhan maupun Asri membebaskan rekannya untuk menunjukkan ego masing-masing. Karena, hal itulah yang membentuk air personality mereka. Lalu, bagaimana jika ada yang tidak suka pada personality mereka itu? “Maka kritik pendengar akan jadi masukan yang membuat kami menjadi pribadi yang lebih baik. Tak hanya saat siaran, tapi juga di kehidupan nyata,” jelas Farhan.
Asri pun harus bermental baja ketika ada pendengar yang menyampaikan kritik, seperti, “Kenapa harus Asri, sih? Saya nggak suka sama suara Asri, bikin telinga pengang.”
“Tapi, justru mereka yang sangat kritis di awal, kini jadi pendengar setia saya. Dan ternyata, banyak juga pendengar saya yang baru mengenal nama Asri Welas sejak saya siaran,” tutur Asri.
Farhan dan Asri juga punya cara unik dalam membunuh bad mood saat siaran. “Memasang payet kebaya jadi cara ampuh bagi saya untuk menyenangkan hati. Sementara Farhan, pasti asyik dengan gadget-nya,” ujar Asri, yang memang memiliki butik kebaya. Kebiasaan Asri ini awalnya membuat Farhan terkejut. “Ternyata, memasang payet kebaya itu ribet banget, ya, harus dipasang satu-satu. Pantas saja mahal,” cetusnya, tertawa.
Baru tiga bulan siaran, Asri sudah jatuh cinta pada dunia radio. “Saya merasa makin kaya karena setiap hari ada saja hal baru yang saya pelajari,” ujarnya. Ia juga terkagum-kagum pada emotional bonding yang terjalin antara pendengar dan penyiarnya. Menurutnya, emotional bonding itu jarang ditemukannya di dunia televisi.
Ternyata, hal itu pula yang membuat Farhan betah menjadi penyiar radio, meski job sebagai host acara televisi maupun MC event tak pernah sepi. “Pernah ada pendengar yang mengunjungi saya usai siaran. Kami ngobrol seru seperti teman lama, padahal saya nggak kenal dia. Lalu dia bilang, ‘Maaf saya lupa memperkenalkan diri. Saya merasa sudah jadi teman Anda karena Anda menemani saya setiap pagi.’ Itu penghargaan yang luar biasa untuk saya,” tutur Farhan.
Perbedaan usia 10 tahun tidak membuat Farhan dan Asri sulit nyambung. Sebagai yang lebih tua, Farhan berusaha untuk memudakan diri dengan belajar menyukai hal-hal yang sedang tren saat ini. Misalnya, lebih memilih mengenakan celana berpotongan lurus daripada baggy. “Saya juga sudah beralih dari Frank Sinatra ke Bruno Mars, dan berusaha menemukan kenikmatan dari lagunya Selena Gomez,” jelasnya, tertawa. (f)