Celebrity
Anna Kendrick: Berawal Dari Broadway

5 Oct 2015

Natalie Keener, sosok wanita muda yang baru saja lulus kuliah, melangkah mantap dengan dagu terangkat disertai tatapan penuh percaya diri. Di depannya,   Ryan Bingham, kolega senior yang mendampingi Natalie melakukan pekerjaan tak biasa: berkeliling dunia untuk memecat karyawan di berbagai perusahaan.

Peran itulah yang dibawakan Anna Kendrick (30) dalam film Up in The Air (2009). Ia yang ketika itu masih tergolong anak bawang, terbilang mampu mengimbangi aktor papan atas George Clooney (54) dan Vera Farmiga (41), sampai ia dinominasikan dalam Academy Awards 2010, kategori Best Supporting Actress. Sejak itu, Anna menaklukkan Hollywood dengan perlahan tapi pasti hingga akhirnya merebut hati penonton film mainstream lewat Pitch Perfect (2012).

Berawal dari Broadway

Masa kecil dan remaja Anna boleh dibilang kalem, kalau dibanding anak-anak kebanyakan. Anna sendiri heran, mengapa ia tidak pernah terlibat dalam kenakalan teman-temannya. “Hal paling nakal yang pernah saya lakukan adalah menerobos masuk ke rumah orang, tapi ternyata dalamnya kosong. Jadi, kami tidak berbuat apa-apa. Sama sekali tidak seru,” ceritanya.

Terlahir dalam keluarga akademisi, Anna ternyata tak tertarik mengikuti jejak kedua orang tuanya: William Kendrick, seorang guru sejarah, ataupun Janice, seorang akuntan. Sejak usia 10 tahun, Anna justru menunjukkan ketertarikan besar di bidang seni. Melihat talenta putrinya itu, sang ibu langsung mendaftarkan Anna mengikuti kursus vokal privat dan rajin mengantarkan putrinya mengikuti audisi teater di New York.

    Dasarnya sudah berbakat, Anna tak perlu waktu lama untuk mendapatkan peran utama di panggung teater. Di usia 12 tahun, ia berhasil membawakan peran utama tokoh Dinah Lord dalam drama musikal Broadway, High Society. Perpaduan akting dan vokal cemerlang itu pun membuatnya masuk dalam daftar nominasi Tony Awards 1998 kategori Best Featured Actress in a Musical. 

    Ia menjadi wanita termuda ketiga yang masuk nominasi Tony Awards --penghargaan teater AS paling bergengsi-- setelah Daisy Eagan dan Frankie Michaels.  “Saat itulah saya merasa mantap ingin menjadi pekerja seni di kemudian hari. Saya pun bersyukur karena bisa mewujudkan cita-cita tersebut,” ungkap aktris yang pernah menjalin asmara dengan sutradara Edgar Wright ini.

Advertisement
    Sukses menaklukkan Broadway tak lantas membuat Anna bisa langsung menembus Hollywood. Ia harus berjuang dulu dengan membintangi film independen semisal Rocket Science dan Last Five Years. Bahkan, saat mengikuti casting film Twilight (2008) memerankan tokoh Jessica Stanley, Anna awalnya gagal.

Tadinya Catherine Hardwicke, sang sutradara, menganggap akting Anna masih terlalu lemah untuk bisa bersanding dengan 2 bintang utama: Robert Pattinson dan Kristen Stewart. Untungnya, Anna menunjukkan potensi yang besar sehingga ia kembali dipanggil casting dan berhasil mendapat peran sebagai Jessica dalam The Twilight Saga: New Moon dan Eclipse. 

    Agaknya, keberuntungan yang berpadu harmonis dengan kematangan akting  membawa Anna pada peran-peran yang lebih besar. Tahun depan ia akan terlibat dalam film komedi romantis Mike and Dave Need Wedding Dates bersama Zac Efron. Namun, yang paling ditunggu yaitu penampilannya dalam film The Accountant bersama aktor Ben Affleck dan J.K. Simmons.

    Diakui Anna, tahun 2015 terasa spesial baginya. Selain karier aktingnya yang makin bersinar, di tahun ini pula ia ‘resmi’ menjadi wanita dewasa berusia 30 tahun. Baginya, usia tersebut adalah saat tepat bagi wanita untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik dalam karier, keluarga, maupun percintaan. “Saya juga ingin terlihat makin seksi di usia 30,” ungkap aktris berdarah Inggris, Irlandia, dan Skotlandia ini, tersenyum.

    Keinginan Anna ini bisa jadi tidak serius. Maklum, Anna memang terkenal akan selera humor dan sarkasmenya yang tinggi. Dalam poster promo Pitch Perfect 2, Anna justru menolak untuk berpose seksi. Ia malah memilih untuk berpose galak dengan tangan dilipat di dada. ‘Pemberontakan’ Anna ini didukung para penggemarnya, terbukti dari banyaknya orang yang berfoto di depan poster film tersebut dengan gaya yang sama.

Wanita dengan tinggi tubuh 157 cm ini bercerita bahwa di masa mudanya ia sempat kesal dengan fisiknya yang mungil. Ia pikir, tidak ada pria yang tertarik pada wanita pendek. Tapi, pandangan ini perlahan-lahan berubah, Anna pun mulai menerima dirinya apa adanya. “Ada keuntungannya memiliki tubuh kecil: saya jadi tidak terlihat. Sekarang, kalau saya naik pesawat, saya duduk di kelas ekonomi sambil memakai headphones dan hoodie. Tidak ada satu pun orang yang mengenali saya,” kata aktris yang tengah menjalin hubungan dengan sinematografer, Ben Richardson, ini.(CIK)




 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?