Kecelakaan mobil meluncur terjun bebas dari tempat parkir bertingkat beberapa kali terjadi dan memakan korban jiwa. Januari lalu, tercatat sebuah mobil jatuh dari lantai 3 tempat parkir PD Pasar Jaya Cipulir, Jakarta Selatan dan menewaskan pengemudinya.
Sedangkan, pada awal Maret, seorang pengemudi wanita tidak bisa mengendalikan laju mobilnya saat menuruni jalur parkir di pusat perbelanjaan Depok Town Square. Mobilnya menabrak pembatas gedung parkir dan terjun bebas dari ketinggian 10 meter. Dua korban tewas dalam kecelakaan itu.
Menurut Adrianto Sugiarto Wiyono, instruktur Indonesia Defensive Driving Center yang dihubungi femina, kecelakaan semacam ini umumnya terjadi pada pemilik mobil dengan fungsi transmisi otomatis (mobil matic). Kemudahan yang ditawarkan oleh fungsi transmisi otomatis kerap membuat pemilik kendaraan menganggapnya hal sepele, walaupun sebetulnya belum paham.
“Dalam beberapa kasus, kecelakaan yang terjadi di tempat parkir dialami oleh pemilik mobil dengan transmisi otomatis yang salah melakukan oper gigi. Saat parkir, posisi tuas transmisi ada di posisi P. Seharusnya, saat akan menyalakan mesin dan berkendara, pengemudi memindahkan tuas transmisi dari P ke posisi N, lalu D untuk maju, dan posisi R untuk mundur. Yang sering terjadi, secara refleks, pengemudi memajukan tuas transmisi ke R, yang sebetulnya untuk mundur. Tidak heran, mobil langsung mundur dan jatuh bebas menerobos pembatas tempat parkir,” jelas pria yang akrab dipanggil Rian itu.
Mobil dengan fungsi transmisi otomatis banyak dipilih dengan alasan tidak capek kalau sedang macet. “Padahal, seharusnya keputusan membeli kendaraan tidak boleh didasarkan pada hal-hal semacam itu. Mereka harus menguasai sistem penggunaannya dulu, baru benar-benar memutuskan untuk membeli.”
Idealnya, memang di UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, sudah diatur bahwa penjual kendaraan juga bertanggung jawab untuk melakukan edukasi tentang sistem kendaraan pada calon pembeli.
“Namun, tidak semua dealer kendaraan melakukan edukasi tersebut. Seolah-olah, setelah diberi buku manual lalu urusannya beres. Apalagi, kini banyak pengemudi muda. Padahal, taruhannya nyawa, lho!” tegas Rian.
Sedangkan dari segi konsumen juga banyak yang lalai dan menyepelekan pemahaman tentang sistem kendaraan. “Jadilah defensive driver yang paham cara berkendara yang aman, benar, efisien, dan bertanggung jawab. Sebaiknya, usahakan Anda sudah benar-benar menguasai sistem sebuah kendaraan sebelum menggunakannya. Jangan hanya karena ingin mudah dan praktis, tapi lalu malah berakibat fatal,” pesan Rian.