Foto: Pixabay
1/ Investasi berkala
Bagi Anda yang sudah memiliki penghasilan tetap, cobalah berinvestasi reksa dana secara reguler tiap bulannya. Saat mendaftar ke manajemen investasi, biasanya mereka akan menawarkan Anda untuk melakukan investasi berkala. Jumlah nominalnya sesuai kemampuan, bisa Rp100.000, atau bahkan Rp1 juta yang akan didebit di tanggal yang sama tiap bulannya. Keuntungan dari investasi berkala, Anda sama seperti membeli sedikit demi sedikit. Dengan begitu, saat nilai produk sedang turun dibanding saat Anda membeli, Anda tidak merugi dalam jumlah besar sekaligus.
2/ Investasi sekaligus
Ini dapat diterapkan bagi Anda yang memiliki modal besar. Misalnya, dana yang berasal dari bonus, THR, atau menang undian. Daripada uang dihabiskan tanpa kejelasan, lebih baik diinvestasikan ke reksa dana. Apa jenis reksa dana yang sebaiknya dipilih? Ini tergantung tujuan keuangan Anda. Jika untuk jangka panjang, maka Anda dapat memilih reksa dana campuran atau saham. Sebaliknya, untuk investasi jangka pendek, sebaiknya memilih reksa dana pasar uang atau pendapatan tetap yang lebih stabil.
Jika Anda sudah memahami reksa dana dan telah lama berinvestasi, Anda dapat mencoba market timing, yaitu membeli dan menjual reksa dana di waktu tertentu berdasarkan kondisi pasar. Artinya, Anda membeli produk di saat harganya turun, lalu menjualnya saat harganya naik demi memaksimalkan keuntungan. Namun untuk menerapkan strategi ini diperlukan waktu dan keberanian untuk ambil risiko. Terutama, jika modal Anda cukup besar.
Sudah menetapkan hati untuk menerapkan strategi yang mana? (f)
Baca juga:
Menjual Baju atau Mainan Bekas, Bisa Menghasilkan Jutaan Rupiah!
Ini Alternatif Investasi Selain Deposito yang Dikabarkan Makin Tidak Menguntungkan!
Benarkah Daya Beli Masyarakat Menurun? Ini Fakta Tentang Pola Konsumsi dan Investasi Generasi Millenial
Topic
#reksadana