Foto: Fotosearch
Namun, karena umumnya dapat diatasi dengan mudah, diare lantas cenderung diremehkan. Padahal, diare juga dapat berakibat fatal, lho!
Menurut dr. Kartono Mohammad, mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia, penyakit diare terjadi karena terganggunya kemampuan usus dalam menyerap air dari sisa makanan. Penyebab diare sendiri bervariasi, mulai dari peradangan usus (kholera, disentri, bakteri, dan virus), kurang gizi, keracunan makanan, hingga kepekaan terhadap makanan tertentu (misalnya asam atau pedas).
Akibatnya, penderitanya bisa buang air besar (BAB) lebih dari 3 kali dalam sehari, dan feses (tinja) yang keluar lebih cair. Terkadang juga disertai muntah, demam, tidak nafsu makan, serta adanya lendir pada feses. Diare umumnya mengakibatkan cairan tubuh terbuang secara berlebihan melalui feses, sehingga tubuh menjadi lemas karena kekurangan cairan.
Dokter Kartono juga menegaskan, selama masih dalam batas wajar, diare tidak memerlukan pendeteksian secara serius karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1 hingga 2 hari, setelah sel-sel epitel mukosa usus yang rusak telah digantikan dengan sel-sel baru. Sehingga, keseimbangan antara penyerapan dan pengeluaran cairan (absorbsi dan sekresi) menjadi normal kembali.
Namun, jika diare terjadi terlalu sering, dan terdapat darah atau lendir pada feses, Anda patut waspada. Bisa jadi hal itu terjadi karena adanya luka pada usus atau bagian pencernaan. Diare terhitung wajar jika diderita maksimum 4 kali dalam setahun. Penyakit ini juga biasa menyerang seseorang yang baru saja menjalani operasi. Hal ini terjadi karena adanya perubahan pada jalannya sistem pencernaan makanan, juga akibat pengaruh reaksi obat yang diminum.
Selain kondisi internis tubuh, kondisi lingkungan juga dapat mengakibatkan diare. Misalnya, saat berkunjung ke tempat atau negara lain yang kondisi kebersihan air atau makanannya tidak terjaga. Diare juga dapat ditulari melalui feses yang mengandung kuman penyebab diare. Hal ini terjadi jika tanah, sungai, atau air yang digunakan terkontaminasi oleh kotoran penderita penyakit diare, yang buang air di sembarang tempat.
Diare terbagi dalam 2 tipe, akut (jangka pendek) dan kronis (jangka panjang). Diare akut biasanya terjadi kurang dari 4 minggu, yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau infeksi parasit, sementara diare kronis berlangsung lebih dari 4 minggu, misalnya karena penderita terjangkit penyakit lain yang memicu diare, seperti kanker.
Diare pada umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam 5 hari. Jadi, sebenarnya tidak perlu diberi obat apa pun. Yang penting, selalu dijaga agar tidak terjadi dehidrasi dengan melakukan rehidrasi oral (minum air putih dan cairan oralit banyak-banyak). Apabila diare berlangsung secara berlebihan, barulah perlu dibantu obat. (f)
Topic
#DIARE