Family
Kiat Menghadapi Tekanan Keluarga yang Selalu Bertanya, Kapan Punya Anak?

17 Jul 2016


Foto: Fotosearch

Dua tahun lalu saya mengalami keguguran. Saya dan suami masih trauma bila mengingatnya. Kami tetap berusaha, meski belum juga diberikan keturunan. Keluarga dari kedua pihak sudah mulai ramai menanyakan kapan saya akan hamil lagi. Itu membuat saya frustrasi. Bagaimana menyikapinya?
 
Intan – Serang
 
Saran Irma Makarim
Apa pun yang menjadi penyebab keguguran, peristiwa ini biasanya meninggalkan luka yang cukup dalam bagi pasangan, terutama bagi calon ibu. Memang, dalam masyarakat kita, ada kebiasaan dari lingkungan yang tiada habisnya dalam memberikan komentar tentang pasangan yang belum hamil atau belum menikah. Mereka memang tidak bermaksud buruk, tetapi kurang peka terhadap perasaan orang lain. sehingga tidak menyadari bahwa komentar mereka ini cukup mengganggu bagi yang bersangkutan.
Advertisement
Sulit bagi Anda untuk mengubah sikap lingkungan. Tapi, kalau Anda  merasakan bahwa komentar mereka tidak akan menambah nilai positif dalam usaha Anda untuk hamil kembali, bahkan malah menimbulkan ketegangan baru, Anda perlu mengubah sikap. Perlihatkan pada lingkungan bahwa Anda merasa terganggu oleh sikap mereka. Anda bisa dengan tegas mengatakan kepada mereka untuk tidak lagi mencampuri urusan pribadi. Kalau mereka masih melakukannya, abaikan saja.
Banyak hal yang memengaruhi tertundanya kehamilan. Gangguan  kesehatan fisik tentu bisa dikonsultasikan dengan dokter. Namun, Anda juga harus memperhatikan kesehatan emosional. Walaupun sudah berjalan 2 tahun dan cukup tabah dalam menerima kondisi ini, Anda berdua masih merasakan trauma setelah keguguran. Tiap orang membutuhkan waktu berbeda untuk menjalani proses dukanya.
Perlu disadari bahwa keputusan untuk mempunyai keturunan atau tidak adalah pilihan dari pasangan yang bersangkutan. Waktunya pun disesuaikan dengan kesiapan Anda berdua. Lebih baik salurkan energi Anda berdua untuk saling berbagi serta meningkatkan kesehatan fisik dan emosional daripada memperhatikan komentar lingkungan yang hanya menimbulkan keresahan.
 
Saran Monty Satiadarma
 Peluang untuk memperoleh keturunan adalah kuasa Sang Pencipta. Manusia berusaha, Tuhan yang menentukan. Tentu tidak ada salahnya berusaha melalui pendekatan medis dan alternatif. Akan tetapi, jika Yang Mahakuasa belum menghendaki, maka langkah apa pun yang Anda lakukan belum akan membuahkan hasil.
Akan tetapi, bukan berarti Anda harus berhenti berusaha dan berdoa, karena hal itu adalah hakiki dalam hidup. Dorong diri Anda untuk mengusir rasa frustrasi terhadap pertanyaan banyak orang yang sesungguhnya tidak berperan penting. Mereka sekadar ingin menyaksikan Anda berketurunan dan bukan memberikan kontribusi.
Jika Anda merasa ada desakan untuk cepat hamil, jangan terlalu dipikirkan karena orang-orang di sekeliling Anda juga tidak akan berperan banyak sekiranya Anda memiliki anak. Mereka tidak akan memberikan dukungan pendidikan dan masa depan. Masa depan Anda bersama pasangan ada di tangan Anda berdua, bukan di tangan orang lain. Dengarkan suara hati Anda karena jawabannya ada di sana, bukan di tengah masyarakat yang mendesak Anda untuk berketurunan. (f)


Topic

#MasalahKeluarga

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?