Career
Setelah Pandemi COVID-19 Berakhir, Perusahaan Perlu Berinvestasi Pada Sumber Daya Kesehatan

13 May 2020



Dok. Unsplash



Pandemi COVID-19, telah mengubah bagaimana dunia bekerja. Tak hanya dari segi ekonomi, kesehatan, hingga hiburan, tapi juga bagaimana bisnis berjalan berubah mengikuti keadaan.

Pada beberapa sektor, perusahaan-perusahaan, baik siap maupun tidak, mengubah gaya bekerja menjadi lebih 'digital', karena karyawan diharapkan untuk tidak datang ke kantor. Tatap muka virtual pun menjadi sebuah keharusan demi mencegah penyebaran virus corona.

Tak heran, jika pandemi COVID-19 ini menjadikan faktor kesehatan sebagai prioritas utama. Seperti yang disampaikan Gianfranco Casati, Chief Executive for Growth Markets, Accenture, bahwa pandemi COVID-19 membuat semua perusahaan harus mulai fokus pada kesehatan. 

"Kami dulu mengatakan bahwa setiap bisnis akan menjadi bisnis digital. Tapi hari ini kami mengatakan bahwa setiap bisnis akan menjadi bisnis kesehatan," ujarnya seperti yang dikutip dari BBC International. 

Hal ini juga diamini oleh Nia Sarinastiti, Marketing & Communication Director, Accenture in Indonesia, yang mengatakan bahwa kini kesehatan adalah sebuah bentuk bisnis baru. 

"Kini mereka (perusahaan-perusahaan) harus memikirkan kesehatan dari semua karyawannya. Walau dengan sederhana, tapi tetap harus dilakukan. Misal cek suhu tubuh dengan termometer, pakai masker, hingga harus pakai sarung tangan," ujar Nia pada acara Facebook Live Femina bertajuk Work After COVID-19 pada Kamis, 31 April lalu. 

Di sisi lain, edukasi tentang kebersihan dan kesehatan perlu digencarkan lagi pada para karyawan. Seperti yang disampaikan oleh Nia, sistem ruang kerja open space justru akan berdampak baik bagi kesehatan.

"Ruang open space justru baik bagi kesehatan, karena punya sirkulasi udara yang bagus. Di sisi lain, kita bisa lebih mudah berinteraksi dengan rekan kerja, sekaligus memantau kebersihan masing-masing dari mereka," paparnya.

Gianfranco pun memperkirakan bahwa kelak perusahaan akan menerapkan sistem seperti memiliki tim medis di kantor.

Advertisement
"Perusahaan perlu berinvestasi dalam sumber daya kesehatan untuk membuat karyawan mereka merasa aman. Untungnya, teknologi dapat membantu mereka sampai ke sana," tambahnya.

Misal saja seperti taman hiburan, yang mengharuskan pengunjungnya untuk diukur suhu tubuhnya menggunakan pemindai termal sebelum bisa masuk ke area bermain. 

"Sama seperti kita melakukan pengecekan tas untuk semua orang yang masuk ke taman kita, bisa jadi pada suatu saat, kita menambahkan komponen pemindai termal untuk memeriksa suhu tubuh seseorang," ujar Robert Allen Iger, CEO The Walt Disney Company, kepada majalah keuangan Barron's.

Disampaikan oleh Nia, pada sektor-sektor pekerjaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan skema kerja work from home, misalnya seperti pabrik, pun perlu menyesuaikan diri untuk lebih mementingkan kesehatan. Misalnya dengan standar kesehatan yang lebih baik hingga jarak antar pekerja yang lebih direnggangkan. 

Accenture yang memiliki 509.000 karyawan di seluruh dunia, mengatakan bahwa mayoritas stafnya yang berbasis di Cina kini telah kembali bekerja di kantor. 

"Tapi mereka tidak akan kembali ke keadaan semula. Kami sekarang dihadapkan pada keadaan normal yang baru," tambah Gianfranco. 

Inilah kondisi yang harus siap dihadapi semua orang, karena kondisi normal yang baru setelah pandemi COVID-19 ini penting untuk memrioritaskan kesehatan. (f)



BACA JUGA :
4 Kebiasaan yang Membuat Atasan Meragukan Anda Saat Bekerja dari Rumah
Jangan Katakan Hal Ini Pada Mereka yang Kehilangan Pekerjaan Karena Pandemi COVID-19
Riset Accenture 2020 : Kesetaraan di Tempat Kerja Berjalan Lambat. Ini Penyebabnya



 


Topic

#corona

 


MORE ARTICLE

polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?