Career
3 Cara Tampil Lebih Percaya Diri Agar Sukses Menaklukkan Wawancara Kerja

12 Apr 2017


Foto: Fotosearch

Anda tentu tidak asing dengan ungkapan ‘merendahkan diri untuk meningkatkan mutu’. Biasanya, hal ini terjadi saat seseorang mengamuflase kesombongan dengan bungkus kerendahan hati. Dalam dunia karier, praktik semacam ini dikenal dengan istilah humblebragging. Contoh kasusnya sangat awam terjadi, bahkan bisa jadi kita sendiri pun pernah berada dalam situasi serupa.

Misalnya, ketika ditanya, “Apa yang menjadi kelemahan Anda?” dengan penuh keyakinan pelamar kerja akan menjawab, “Saya orang yang perfeksionis!”  Kemudian si pelamar akan menjelaskan bahwa kelemahan ini akan membuatnya terlalu fokus melakukan sesuatu, dan bekerja terlalu keras. Ada juga yang menjawab, “Suka tidak enak hati.” Gara-gara sifat ini, sering membuat mereka menjadi tempat curhat karena dianggap sebagai pendengar yang baik. Hal ini juga membuat mereka sampai harus mengorbankan kepentingan sendiri untuk menolong rekan kerjanya yang kesulitan.

Dalam studi terkininya, Harvard Business School bahkan sudah tidak lagi merekomendasikan strategi mempresentasikan diri ini. Usaha memperoleh impresi positif dengan cara humblebragging ini terbukti tidak efektif dan sering menjadi bumerang, karena orang dapat dengan cepat menangkap nada kepalsuan atau ketidakjujuran di dalamnya. Padahal, sincerity atau ketulusan memegang peran penting  dalam kesuksesan sebuah wawancara kerja.

“Arogan versus percaya diri terkadang tipis perbedaannya,” ujar Siska. Dalam program TACK International terkait self confidence, salah satu yang membedakan perilaku arogan dan percaya diri adalah persepsi terhadap diri sendiri. Seseorang yang arogan akan cenderung mengesampingkan dan tidak mengakui kelemahannya dengan melebihkan kekuatannya. Sebaliknya, orang yang percaya diri lebih menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, nyaman dengan dirinya sendiri, tapi tetap   terbuka untuk melakukan pengembangan diri. “Pewawancara akan lebih mengapresiasi kepercayaan diri, bukannya arogansi,” tekan Fransiska Atmadi, coach pengembang karier dan Direktur Pengembangan Bisnis MDI Tack International.
 
“Apa prestasi yang paling Anda banggakan dalam hidup Anda?” Masalahnya, apakah Anda sendiri pernah memikirkannya? “Kebanyakan orang cenderung meremehkan prestasi dirinya, sehingga malu atau kurang percaya diri untuk menyebutnya sebagai prestasi. Padahal, prestasi tidak selalu didefinisikan dalam peringkat, atau pemberian plakat penghargaan,” jelas Siska. Tidak heran jika pertanyaan ini masih sering membuat para pencari kerja gelagapan atau terbata-bata saat menjawab.

Tidak semua orang tahu apa yang mampu Anda lakukan dengan lebih cepat, lebih komprehensif, dan lebih tajam di suatu bidang kompetensi. Sebab, kata ‘lebih baik’ saja masih terlalu abstrak. Kalau calon atasan Anda tidak terinformasikan dengan baik tentang daftar kelebihan Anda ini, jangan salahkan mereka jika bukan Anda yang dipilih! Apakah sekarang Anda sudah memiliki daftar kelebihan spesifik yang mengesankan? Jangan cepat puas. Sebab, seluruh kemampuan tersebut akan percuma saja, jika tidak menjawab kebutuhan dari calon pemberi kerja. Sama seperti prinsip marketing, kenalilah target market Anda, dan seleksi kemampuan apa saja yang berkesesuaian. Dengan demikian, waktu wawancara tidak terbuang untuk menerangkan segala hal yang hanya akan masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri pewawancara.

Advertisement
Setidaknya, ada tiga kelompok besar yang bisa Anda ‘jual’ dalam wawancara, yaitu:
1. Skill atau keahlian
2. Ability atau kemampuan
3. Personalitas

Kemampuan membedakan antara skill dan ability ini penting untuk membuat Anda terdengar lebih fokus. Skill adalah kemampuan yang dilatih, sementara ability adalah kemampuan bawaan atau bakat. Keunggulan personalitas bisa Anda gali dari dua hal, yaitu sumber motivasi Anda dan comfort zone Anda. Apakah Anda termasuk orang yang dipacu oleh tantangan, kebersamaan, atau pemberian rewards dan pengakuan? Apakah Anda lebih nyaman bekerja di perusahaan multinasional atau nasional, dalam ruang kerja cubicle atau open space? Mengapa?

Kemampuan Anda dalam menyampaikan poin-poin kekuatan ini sekaligus menjadi bahan evaluasi pewawancara. Sangat penting untuk tidak mencampuradukkan daftar kekuatan yang Anda miliki. Kelompokkan dan sebutkan secara runut sesuai dengan bagiannya, sehingga pewawancara bisa lebih fokus menyimak kata-kata Anda.

Hal terpenting lainnya adalah  jadilah diri sendiri, jujur, dan tidak berbohong saat ‘menjual diri’. Persiapkan diri dengan memahami pertanyaan-pertanyaan umum yang biasanya diajukan oleh pewawancara dan bagaimana Anda akan menjawabnya. Siapkan poin-poinnya, tetapi bukan script lengkapnya kata per kata. Asah keterampilan komunikasi verbal maupun nonverbal Anda. Sampaikan secara natural dengan gaya diri sendiri. (f)

Baca trik jalani Wawancara Kerja Bebas Stres
Baca juga 6 Seni 'Menjual Diri' Saat Wawancara Kerja
 
 


Topic

#promosijabatan

 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?