
Foto: Fotosearch
Memercayakan uang kita pada pihak lain, dalam hal ini manajer investasi, nggak dipungkiri terbersit sedikit kekhawatiran bahwa uang kita akan amblas tanpa ada sedikitpun tanggung jawab dari manajer investasi. Perencana keuangan Pandji Harsanto pun memberikan penjelasan terkait hal ini.
“Kalau amblas, sih, nggak. Manajer investasi ini tugasnya adalah mengelola uang, tapi sebenarnya uangnya sendiri ada di Bank Kustodian—bank yang bertugas melakukan fungsi administrasi dan menjaga harta reksadana. Jadi, nggak mungkin manajer investasi membawa kabur uang kita.
“Risiko dari investasi reksadana lebih ke perolehan return. Nggak selamanya reksadana memberikan return yang sesuai harapan, karena return tergantung pasar. Jika mengambil reksadana saham, misalnya, risikonya, ya, tergantung pasar saham. Ketika pasar saham turun, ya semua turun. Begitu pula sebaliknya. Perlu diingat bahwa semakin tinggi return-nya, makin tinggi juga risikonya.
“Contohnya, di tahun 2008 kinerja reksa dana turun sekitar 50 persen, tahun 2009 naik sekitar 100 persen, dan tahun 2010 naik sekitar 50 persen. Nah, pintar-pintar kita, deh, mencari tahu kapan waktu terbaik untuk mencairkan reksadana, apakah mau bertahap atau langsung sekaligus saat kinerjanya lagi naik,” jelas Pandji. (f)
Baca juga:
4 Jenis Reksa Dana yang Bisa Anda Pilih untuk Berinvestasi
Ingin Tetap Bersenang-senang Meski Gaji Pas-Pasan? Coba 7 Langkah Berikut
5 Cara untuk Memiliki Keuangan Sehat
Amelia Yustiana
Topic
#reksadana