Aku tertawa waktu menerima pesan itu. Lalu setelah berpikir asal-asalan, kujawab juga. “Aku pasti memilih orang tuaku. Sebab sudah kulihat bahwa jurang itu tidak terlalu dalam. Jadi kalaupun kau jatuh, kau cuma kesakitan saja, tidak sampai mati. Tidak mungkin kubiarkan orang tuaku yang jatuh. Mereka sudah tua, nanti tulang-tulangnya patah.”
Aku tidak tahu, apa yang sudah dikatakan kedua orang tuanya, sehingga dia memilih menikahi iparnya. Aku juga tidak tahu, apakah iparnya juga menyetujui pernikahan itu. Tapi rupanya, setelah hatinya mantap untuk mengikuti kemauan orang tuanya, barulah dia datang ke tempatku. Dia datang bukan untuk berdiskusi, bukan untuk memintaku menolong memecahkan masalahnya, tapi hanya untuk memberitahuku. Keputusan yang sudah diambilnya.
Dia pasti tahu, bahwa aku akan sangat tergoncang, karena itu dia sengaja menemuiku di rumahku. Memang aku pingsan setelah mendengar bahwa dia akan menikahi iparnya. Ketika sadar, kudapati diriku sudah berada di atas tempat tidur di kamarku. Dia duduk dengan mata sembab di sampingku, tangannya sibuk memijati kepalaku.
Topic
#fiksifemina