Setelah setahun vakum dari industri musik Korea karena sibuk promo musik di Jepang, FT Island mengobati kerinduan primadonna Korea dengan mengeluarkan mini album ke enam Korea mereka yang berjudul Thanks To. Untuk pertama kalinya, grup band rock yang terdiri atas Choi Jong Hoon (leader, gitar), Lee Hong Gi (vokal), Lee Jae Jin (bas, vokal), Choi Min Hwan (drum), dan Song Seung Hyun (gitar, rapper) ini memiliki album Korea yang seluruh lagu merupakan ciptaan mereka sendiri.
Kabarnya, nih, album Thanks To merupakan album perayaan enam tahun debut FT Island. Nggak heran, deh, mereka mendedikasikan album ini untuk seluruh primadonna. Menurut mereka, Thanks To juga menandakan kedewasaan FT Island dari segi musik. Simak, deh, kutipan wawancara FT Island dari siaran radio Old School.
Ceritakan tentang album Thanks To….
Hong Gi: Ini album spesial untuk merayakan ulang tahun keenam kami, sekaligus ungkapan terima kasih pada semua pihak yang mendukung selama ini. Beda dari album sebelumnya, kali ini kami menunjukkan keseharian dan diri kami apa adanya. Jadi, kalau biasanya kami di-make up untuk pemotretan sampul album, kali ini justru tampil polos.
Siapa saja yang menciptakan lagu?
Hong Gi: Saya menciptakan Memory dan lagu khusus untuk fans berjudul Always With You.
Jong Hoon: Saya menulis lagu Try Again.
Jae Jin: Lagu saya berjudul Falling Star yang sangat dinamis.
Mengapa memilih Memory sebagai single utama?
Seung Hyun: Kami ingin membuat title song seperti yang sebuah band lakukan, yaitu terdiri atas lebih banyak instrumental. Menurut saya, ini lagu yang manly.
Min Hwan: Saya sempat cemas karena aransemennya terlalu simpel. Tapi, saya rasa itulah daya tarik kami.
Jong Hoon: Awalnya kami khawatir karena kunci nada lagu Hong Gi terlalu tinggi.
Hong Gi: Rekamannya sangat sulit. Saat pertama membuatnya, kunci nadanya setengah lebih tinggi. Akhirnya, kami putuskan untuk menurunkannya.
Apa kesulitan dalam membuat lagu-lagu lain di album ini?
Hong Gi: Saat Jong Hoon menulis lagu Try Again pertama kalinya, dia memasukkan kekhawatiran dan tantangan-tantangan yang dihadapinya secara detail. Namun, manajemen menolaknya dan memintanya mengedit agar lebih halus. Dia pun stres dan berulang kali berkata ‘Mengapa? Mengapa? Ini, kan, kisah aku!”
Advertisement
Hong Gi: Betul. Saya menganggapnya sebagai tantangan. Sehari setelah konser di Korea, kami hanya istirahat satu hari lalu tur ke Jepang.
Seung Hyun: Total ada 40 lagu.
Min Hwan: Masalahnya, konser di Korea hanya terdiri atas set list lagu Korea, sedangkan di Jepang hanya set list lagu Jepang.
Hong Gi: Intinya, kami latihan semua 40 lagu bersamaan.
Nggak ada waktu istirahat, dong?
Jong Hoon: Kami bahkan nggak sempat libur Chuseok (Thanksgiving Korea).
Hong Gi: Paling-paling kami pergi clubbing.
Apa yang bisa fans harapkan dari konser kalian?
Hong Gi: Mereka bisa melihat live perform kami, melihat bagaimana kami mengaransemen musik, bagaimana kami fun di panggung, dan berkomunikasi dengan kami seperti teman. Selama konser, kadang fans mengatakan mereka lelah dan butuh istirahat. Saat perform, kami berteman dengan mereka semua. Jadi, kami bisa bicara informal dan mengumpat. Di konser adalah waktu dan panggung kami, jadi kami bisa melakukan apa pun yang kami mau. Hal-hal yang tentunya tidak dilakukan saat on air.
Bagaimana soal teamwork setelah enam tahun bersama?
Hong Gi: Kalau sering bertengkar dan langsung minta maaf, suatu band pasti bertahan lama. Saat punya masalah, langsung saja keluarkan unek-unek. Tapi, ada, sih, yang menyembunyikannya dalam hati….
Seung Hyun: Maksudnya Min Hwan.
Min Hwan: Saya menyimpannya di dalam hati karena tidak bisa menemukan waktu yang tepat untuk mengatakannya.
Seung Hyun: Dia baru mengatakannya saat mabuk.
Hong Gi: Saat sadar dia tidak ingat lagi.
Semoga awet sampai bertahun-tahun mendatang, deh… (VIN/ISTIMEWA)
