Di usia 40 tahun saya belum juga menikah. Pertanyaan, “Apakah memang tak ada jodoh saya di dunia?” sering saya gumankan sendiri. Rasa sedih bila melihat kenyataan teman saya yang sudah punya dua - tiga anak dan sudah besar-besar. Memang, sih, tiap kita menjalani hidup dan mempunyai takdir sendiri-sendiri. Di antara teman yang saya anggap beruntung itu, ada juga yang telah menjadi janda, yang belum punya anak, dan sebagainya.
Memang, kita tidak hidup untuk menyenangkan orang lain, tapi tetap saja membuat saya nelangsa. Budaya di masyarakat kita yang memberi label perawan tua pada wanita usia di atas 35 tahun yang belum menikah rasanya begitu melekat. Dan, bukannya saya tak pernah mencoba, saya juga pernah berpacaran yang serius beberapa kali, tapi tetap saja belum berhasil. Tidak ada kecocokan, tidak sreg dengan yang dikenalkan, selalu ada. Mungkin itulah yang disebut belum jodoh. Blue print dari yang Mahakuasa tampaknya memang belum dicetak untuk saya.
Dimulailah dengan membuka online dating internasional. Sekalian English practice, pikir saya. Isi data, posting foto, bla… bla… bla… dan tara… saya sudah mulai ber-online dating, bermodal bahasa Inggris ‘little-little I can. Saya mulai Like, DM atau sekadar membaca banyak profile summary. Begitu sebaliknya, saya juga mendapat Like dan DM. Kalau sreg, saya akan menjawabnya dan itu berlaku pada mereka juga terhadap saya. Terkadang DM dari saya pun tidak semuanya menjawab, ha… ha… ha…. Ternyata, tidak semenakutkan yang saya kira.
Saya juga membuka online dating yang rata-rata diisi oleh pria lokal, bule, Timur Tengah yang tinggal di Indonesia. Saya bertubuh mungil, dengan tinggi sekitar 153 cm. Gak kebayang, deh, kalau dapat jodoh bule. Ha… ha… ha… belum-belum sudah minder. Saya juga memilih batas usia yang dimulai dari usia 38 tahun, biar sebaya.
Tak terasa, online dating sudah saya jalani beberapa bulan, dan saya sudah punya teman dari Turki, Italia, dan Belanda. Beberapa dari mereka sudah pernah ke Indonesia. Mereka sangat tahu, Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak di dunia, keramahan masyarakatnya, keindahan alamnya, dan… ’teroris’ yang tentu saja saya akan berusaha sekuat tenaga menjelaskan stigma terakhir itu tidak benar adanya.
Tak jarang saya menemukan pria-pria yang hanya bicara seks. Pernah juga ketemu scammer, minta dibelikan suatu barang dengan alasan barangnya hanya ada di Indonesia. Bila sudah sampai batas itu, tentu saja saya langsung blok. Untuk pria lokal, banyak dari mereka yang iseng ngajak kopi darat, tapi nyatanya sudah punya istri!
Biasanya chat-nya seperti ini:
Sudah berapa wanita yang diajak kopi darat? Ada kelanjutan?
Dan jawaban mereka, “Saya sudah punya istri.”
“Loh, sudah punya istri, kok, masih ngajak wanita lain ketemuan?
“Ini kan cuma iseng.”
“Iseng aja? Terus kalo kepergok istri gimana?
“Ya…. Jangan sampai kepergok, dong.”
Topic
#gado-gado, #fiksi