Seiring waktu, bercak putih terus bermunculan dan meluas di bagian tubuh lain, termasuk wajahnya. “Saya merasa direndahkan, bahkan oleh orang yang tidak bermaksud merendahkan saya. Saat akan berfoto keluarga, ibu saya memakaikan riasan untuk menggelapkan bercak putih pada kulit saya. Saya tahu Ibu ingin membuat saya merasa nyaman. Sebaliknya, saya justru merasa makin tidak nyaman. Seperti ada yang selalu perlu diperbaiki dari tubuh saya,” ia mengungkap masa lalunya dalam sebuah presentasi TEDx Teen, November 2014 lalu.
Jauh sebelumnya, di kelas dua sekolah dasar, Chantelle pernah menemukan dua teman yang menerimanya dan dapat bermain akrab. Namun, suatu hari mendadak mereka tidak lagi menyapa dan benar-benar menghindari Chantelle. Alangkah terpukulnya Chantelle ketika ia mendapat jawaban dari kedua teman yang telah dipercayainya itu, “Maaf, orang tua kami melarang kami berteman lagi denganmu karena khawatir kami tertular penyakit kulitmu.”
Di usia yang masih sangat muda, Chantelle berusaha mencoba memahami mengapa kondisi fisik yang sebenarnya tidak membahayakan siapa pun membuatnya nyaris tak punya teman. Situasi terus memburuk dan olok-olokan makin menjadi-jadi hingga ia remaja. (f)
Topic
#mentalmerdeka