Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto telah resmi menyetujui penerapan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta pada Senin (6/4/2020) yang diusulkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kepada Pemerintah Pusat untuk menangani wabah Covid-19 di Ibu Kota.
Kebijakan ini akhirnya disetujui setelah Kemenkes melakukan koordinasi dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di tingkat nasional. Merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), penetapan PSBB sebuah wilayah didasarkan pada dua kriteria, yaitu: Jumlah kasus dan atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah.
Dari total kasus positif Covid-19 secara nasional, 2.491 kasus (data 6 April 2020), lebih dari 52 persen di antaranya terjadi di wilayah DKI Jakarta, paling tinggi dibandingkan wilayah lain di Indonesia. Jika melihat peta persebaran, kasus Covid-19 sudah ditemukan di seluruh kawasan di DKI Jakarta, baik Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Pusat, Jakarta Utara, maupun Jakarta Timur.
Advertisement
Data per Senin (6/4/2020) dari laman corona.jakarta.go.id, total kasus Covid-19 di Ibu Kota berjumlah 1.299. Dari angka itu, sebanyak 68 orang telah dinyatakan sembuh dan 131 orang meninggal dunia. Pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 783 orang, dan yang menjalani isolasi mandiri di rumah sebanyak 317 orang.
Sementara, untuk jumlah Orang Dalam Pengawasan (ODP) hingga saat ini berjumlah 531 orang, 2.035 ODP lainnya sudah selesai diawasi. Adapun, untuk Pasien Dalam Pemantauan (PDP), sebanyak 1.020 orang masih menjalani perawatan, dan 1.205 telah dipulangkan karena dinyatakan sehat.
Baca Selanjutnya: Lantas, apa saja yang akan dibatasi dalam pelaksanaan PSBB DKI Jakarta ini?
Faunda Liswijayanti
Topic
#corona, #covid19, #psbb, #dkijakarta
