Kalangan blogger beramai-ramai mendatangi Lucky Number Wan di awal pembukaannya. Mereka berfoto di balkon dengan pink neon sign berbentuk pria berbusana changsan. Di ruang makan chinese brasserie ini, kursi-kursi chinoiserie-nya ditemani sofa dan aksen-aksen dinding ala Manhattan era Great Gatsby. Semua dibungkus warna soft pink.
 
Tentu, keindahan ruko dua lantai yang disulap cantik ini tak berhenti di dekorasi yang instagrammable. Para pemilik menggandeng konsultan teh, Ratna Somantri, untuk menyusun tea blend yang terdiri dari campuran teh, bunga, dan buah kering Indonesia. Semuanya artisanal tea, yang berarti dari bahan pilihan dan diseduh dalam brewing time serta gramasi bahan yang ideal.
 
Selain disajikan hangat, teh diracik menjadi iced tea yang wangi, bersumber dari bahan alami. Kesukaan femina, Empress Garden, dari black tea, bunga osmanthus, dan mawar. Sebagian besar chinese food diadaptasi menjadi cita rasa baru. Misalnya, alih-alih menyajikan sandwich, hadir bao berisi Truffle Cheese Burger Bao, kornet spam, dan pork. Penyuka mi gaya Cina, harap mencoba Kwetiau Mala dan Dry Pork Mee Suah. Mee suah, alias misua, adalah chinese comfort food berupa bihun kuah dengan cincangan daging.
 
Tidak ada barisan pasta, pizza, dan burger klasik, seperti yang banyak dilakukan restoran-restoran yang tidak mau pusing soal menu. Versi pasta dibuat lebih mendekat ke rasa Cina. Sebut saja Signature Salted Egg Pasta, Truffle Hong Kong Noodles with King Prawn, dan Crispy Chicken Pasta with XO Sauce. Ada juga pork chop bumbu honey chili sauce yang empuk karena dimatangkan menggunakan mesin sous-vide.
 
Lucky Number Wan hadir di area Jakarta Barat yang sarat rumah makan bermenu lokal. Melalui hidangan chinese fusion dan teh Indonesia, para pemilik ingin mengajarkan bahwa tak selamanya yang hip itu harus melupakan tradisi. Bersama beberapa kedai kopi kekinian yang lebih dulu bermunculan di Puri Indah, Lucky Number Wan ingin membawa destinasi muda di luar Jakarta Selatan. (f)