“Saya sangat tersentuh. Jantung saya berdegup kencang. Terima kasih Freddie Mercury sudah memberikan kebahagiaan seumur hidup. Ini untukmu dan karenamu,” ujar Rami, saat menerima penghargaan Best Performance by an Actor in Motion Picture - Drama berkat film Bohemian Rhapsody (2018) di ajang penghargaan 76th Golden Globe Award, 7 Januari lalu. Ia dedikasikan penghargaan itu untuk Freddie yang telah membawanya ke level yang berbeda di industri perfilman Hollywood. Piala panjang berbalut emas itu ditimangnya seperti seorang bayi. Hal ini dilakukannya dalam foto portrait hitam-putih sesaat setelah penghargaan tersebut diberikan.
Bagaimana tidak? Terlepas dari kesuksesan 740 juta dolar (setara dengan 9 triliun rupiah) dari film biopik sang legendaris yang dirindukan jutaan penggemarnya, impersonasi Freddie Mercury yang dilakukan Rami membuat orang melakukan standing applause di bioskop setelah scene terakhir film Bohemian Rhapsody ditayangkan. Gerak-gerik, gaya bicara, hingga cara memainkan instrumen musik yang menyerupai sang legenda, membuat nama Rami masuk dalam jajaran A-list aktor Hollywood. Membuatnya disejajarkan dengan Forest Whitaker yang sukses berperan di The Last King of Scotland, Matthew McConaughey di Dallas Buyers Club, hingga Gary Oldman di Darkest Hour. Ini adalah buah manis dari perjuangannya untuk melewati berbagai tantangan dalam memerankan seorang legenda. Buah dari kerja keras untuk bisa menirukan sang bintang dengan akurasi yang tinggi. Ia menghabiskan waktu dua bulan untuk belajar gerak-gerik dari pelatih bahasa tubuh, bahkan jauh sebelum film tersebut mendapatkan dana produksi.
Belum lagi puluhan jam yang ia habiskan untuk mengikuti kursus piano, demi lebih bisa menghayati sang legenda, karena ia mengaku sebagai orang yang tidak bisa bermusik. Termasuk kebiasaannya untuk selalu membawa standing mic ke mana pun ia pergi, agar bisa tenggelam dalam kebiasaan Freddie yang piawai menggunakan mic sebagai properti panggung. “Soalnya, jika salah memerankan, saya tak hanya mengecewakan penonton, tapi juga puluhan juta penggemar Freddie,” cerita Rami, yang mengaku bahwa ketika mendapatkan tawaran untuk memerankan Freddie Mercury seperti momen hidup dan mati. Karena, jika ia salah memerankan sang bintang, maka bisa jadi itu akhir dari perjalanan kariernya. Di balik kemenangannya, Rami menyadari bahwa ia perlu banyak mengeksplorasi kemampuan aktingnya. Hal ini ia sampaikan saat merespons kritik atas aktingnya di Bohemian Rhapsody, yang menurut beberapa orang ‘kurang penjiwaan’ atau ‘Mercury-less’.
“Ini adalah sebuah masukan yang baik bagi orang-orang yang tumbuh besar dengan mengidolakan Freddie. Tentu mereka mengenal dia lebih baik dari siapa pun. Ini memotivasi saya untuk lebih banyak mengeksplorasi kemampuan akting di masa depan,” ceritanya, kepada sebuah wawancara radio di Inggris.
Topic
#ramimalek, #selebritas, #oscar, #hollywood