Foto: Instagram @moulysurya

“Buat semua cewek-cewek di situ yang bermimpi jadi sutradara, kalian pasti bisa. Dapatkan percaya dirinya. Memang sangat jarang. Ini bukan stereotip seorang sutradara, tapi bukan berarti kamu enggak bisa, “ ujar Mouly Surya saat menerima Piala Citra 2018 untuk kategori Sutradara Terbaik untuk film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak.

Sebuah ucapan singkat namun sangat berarti. Mouly bukan hanya jadi wanita pertama yang meraih penghargaan di Festival Film Indonesia yang sudah digelar sejak tahun 1955, tapi juga dua kali. Pertama kali ia memenangkan Sutradara Terbaik Piala Citra pada tahun 2008 lewat film Fiksi.  Pada FFI tahun ini, selain Mouly ada wanita sutradara lain, Kamila Andini yang dinominasikan sebagai sutradara terbaik untuk film Sengkala Niskala.
 

Foto: Instagram @festivalfilmid
 

Ucapan Mouly tersebut mengingatkan pada wawancara dengan Femina awal tahun ini. Mouly sempat mengatakan tentang film-filmnya yang memiliki pesan feminis. “Karakter Marlina dan Novi di film Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak sejatinya merupakan perayaan bagi feminisme. Marlina adalah pejuang wanita yang tinggal di daerah terpencil, tidak berpendidikan tinggi, tapi memiliki kecerdasan juga semangat bertahan hidup yang kuat, “ ungkap saat itu.

Marlina digambarkan memiliki karakter wanita kuat yang tidak banyak bicara, cenderung dingin, tapi kita tetap dapat melihat elegansi mereka sebagai wanita. “Bagi saya, feminisme adalah kesetaraan baik dalam keluarga maupun dalam kehidupan bekerja dan berteman. Dalam perkawinan misalnya, saya melihat perkawinan sebagai sebuah partnership,” tambahnya.

Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak meraih sukses besar dalam FFI 2018. Film ini meraih 10 kemenangan, termasuk tiga kategori utama yaitu Film Terbaik, Sutradara Terbaik, dan Pemeran Utama Wanita Terbaik (Marsha Timothy). (f)

Baca Juga:

Marlina Akan Berkompetisi Memperebutkan Piala Oscar 2019

Mouly Surya, Film Adalah Panggilan Hidup

4 Alasan Kenapa Harus Nonton Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak