Foto: Budi Haryanto, dok. hindo, dok. mitraadiperkasa, dok. charles& keith, dok. uniqlo, dok. kate spade
 

Wanita kelahiran 25 Juni 1991 ini seorang entrepreneur, desainer, dan creative director dari lini busana siap pakai, Jii by Gloria Agatha. Jiwa wirausahanya sudah tumbuh sejak SMA, ketika ia menjual karya-karya hasil kursus pola dan jahitnya di kursus menjahit Monalita. Makin tertarik pada bidang ini, ia pun mendaftar ke LaSalle College Jakarta, mengambil jurusan fashion design.
 
Meski sempat beralih jurusan ke visual merchandising selama 1 tahun di Sydney, Australia, Gloria tetap menjalankan bisnis kecilnya menjual pakaian jadi buatannya melalui fashion blog pribadi. Hingga akhirnya pada tahun 2011 ia kembali ke Jakarta dan melanjutkan kuliah sambil merintis Jii by Gloria Agatha.
 
Jii by Gloria Agatha terpilih masuk dalam inkubasi fashion di bawah Jakarta Fashion Week, yaitu Indonesia Fashion Forward (IFF) generasi ke-3. Brand ini tampil stand out di antara fashion brand generasi baru Indonesia. Desainnya feminine simple dan menggemaskan dengan pilihan warna-warna manis, serta eksplorasi motif hewan di tiap koleksinya. Siluet sederhana busana Jii membuat jangkauan pasar brand ini luas.
 
Bisa dibilang, gaya desain Jii merefleksikan gaya personal Glo sendiri: simpel, chic, dan feminin. Dalam berpakaian, pencinta warna kuning, pink, putih, dan oranye ini mengaku terinspirasi oleh gaya creative director/fashion editor Giovanni Battaglia dan Nicole Warne, yang dikenal lewat blog Gary Pepper Girl.
 
Gloria yang kini mengajar di almamaternya La Salle Jakarta juga kerap terlihat menggunakan topi atau headpiece sebagai fashion statement-nya. “Saya punya ketertarikan pada topi. Lebih lengkap rasanya kalau bisa berdandan mengenakan topi. Sayangnya, di Jakarta lebih banyak kegiatan dalam ruangan, jadi tidak bisa terlalu sering memakai topi,” tambahnya. Kecintaannya terhadap topi membuatnya tertarik mengambil course untuk millinery design kelak. (f)