Parade busana berbahan dasar batik merupakan salah satu pentas paling menarik di ajang Jakarta Fashion Week 2014. Dengan varian koleksi busana batik bergaris desain modern, para perancang berhasil menghadirkan batik yang jauh dari kata kuno dan membosankan.Sentuhan modern ini hadir lewat olahan motif, pola jahit, pilihan warna, hingga panduan padu padan yang membuatnya semakin menarik.
Masing-masing label menyuguhkan motif batik kontemporer hasil racikannya sendiri. Mulai dari Part One Edward Hutabarat yang menawarkan motif Parang yang diolah ulang, Carmanita dengan variasi jumputannya yang kaya warna, hingga Populo dengan batiknya yang tegas dan modern.
Tak hanya dari motif yang eksklusif, garis jahit yang disugguhkan juga tampak berbeda. Oscar Lawalata, misalnya, menawarkan gaun panjang maupun pendek eklektik. Poppy Dharsono dengan gaun malam one shoulder, atau coat panjang elegan. Dan Lenny Agustin yang konsisten dengan gayanya yang playful.
Padu padan busana batik masa kini juga semakin kreatif. Two pieces atasan bawahan seperti blus atau shift top dengan rok A-line, hingga coat maupun jaket oversized yang digabung dengan celana pendek.
Warnanya tak kalah variatif. Menyajikan warna pelangi, mulai dari merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu hadir di antara koleksi batik tersebut. Hadir dalam intonasi cerah yang kontras hingga pastel yang lembut, para desainer ini berhasil membuat koleksi batiknya selalu update to date.
3 Kunci gaya busana batik kontemporer:
Mini
Mulai dari gaun mini hingga celana pendek, tahun ini koleksi busana batik berpotongan pendek menjadi salah satu tren favorit.
Setelan
Bentuknya bervariasi, mulai dari blus dengan rok A-line, atau blus dengan celana pendek. Elegan untuk berbagai acara.
Volume
Jangan takut untuk bermain pada siluet volume di salah satu bagian busana untuk memberi kesan feminin.
Dewi Utari (Kontributor-Jakarta)
Foto: Image.net
