Cantik bukan satu-satunya modal Nazanin. Lulus dari sekolah swasta bergengsi di London, Inggris, Nazanin melanjutkan pendidikannya ke University of California Irvine (UCI), Amerika Serikat. Di sana, ia mengambil jurusan ilmu biologi. “Saya selalu ingin membantu orang lain dan saya pikir obat-obatan adalah salah satu cara mewujudkannya,” ujar Nazanin mengenai pilihannya itu.
Sejak kecil Nazanin selalu unggul di sekolah. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan kampus. Ia sempat menjadi wakil pemimpin redaksi MedTimes, koran kampus UCI. Bahkan, ia berhasil lulus dari UCI dengan mendapatkan penghargaan Chang Pin Chun atas penelitiannya mengenai pengobatan kanker dan transplantasi hati.
Namun, setelah lulus kuliah dan mengurus aplikasi untuk masuk ke sekolah kedokteran, Nazanin tersadar bahwa ia punya passion lain yang lebih kuat, yaitu seni pertunjukan. Sejak usia sepuluh tahun kecintaannya pada dunia seni, baik musik, tari, maupun akting, memang sudah mekar.
Ia mendapat sertifikat balet dari Vaccani School of Dance. Selain itu, ia pernah menerima penghargaan dari Royal College of Music untuk kemampuannya bermain biola dan memenangkan The British Yamaha Electone Festival karena kepiawaiannya bermain organ. Nazanin pun sempat membintangi Early Bird, acara televisi anak-anak yang sangat populer di Inggris.
Dengan perasaan waswas ia pun menyampaikan keinginannya untuk mendalami dunia akting kepada ayahnya. “Tak bisa dipungkiri, ia tentu tidak senang dengan keputusan saya. Namun, saya meyakinkannya akan serius, hingga Ayah memberi restunya,” kata Nazanin sembari tersenyum. Keseriusannya menggeluti dunia akting ia tunjukkan dengan mengikuti kursus intensif pelatihan drama kontemporer di Royal Academy of Dramatic Arts London, di bawah pengawasan Lloyd Trott, pelatih akting ternama.
