Datang untuk Kembali 2.0 menjadikan Asia Art Market di dalam Asia Culture Week 2024 sebagai runway. Sejumlah 14 model lintas generasi menyatu dengan hiruk pikuk acara; mengelilingi pasar, membaur dengan pengunjung, sambil membawa lentera unik karya seniman Korea dari Pulau Jeju, Boo Ji-hyun.
Lentera berbentuk bohlam ini ditenteng-tenteng para model yang mengelilingi pasar di tengah siang hari bolong. Penampilan ini adalah reka ulang salah satu babak dari buku terkenal karya Friedrich Nietzsche, Thus Spoke Zarathustra. Tokoh pembawa lentera para buku tersebut melambangkan sosok yang berpikir out of the box, berani melawan arus, punya pendapat sendiri, dan berani keluar dari zona nyaman.
Koleksi busananya sendiri ada 28 looks, menyerukan semangat berkelanjutan. Lulu mengolah kain sisa produksi di gudang pribadi dan beberapa pakaian dead stock dari inventori produk musiman yang terkurasi. Usaha upcycle ini memberi kehidupan baru bagi kelangsungan cara berpakaian yang berkelanjutan.
Rangkaian koleksi siap pakai dengan sentuhan motif bordir khas indieguerillas ini terdiri atas kemeja, celana dan rok upcycle, celana sarung lipat, bomber jacket, ragam luaran yang mengadaptasi kerah kutubaru khas kebaya, dan topi yang terinspirasi blangkon khas Yogyakarta.
Koleksi Lulu Lutfi Labibi x Indieguerillas ini terihat nyaman dan effortless dalam siluet simpel namun dengan permainan pola. Gayanya unik, relevan untuk gaya lintas generasi, serta modern namun sangat Indonesia. Lulu Lutfi Labibi bersama Indieguerillas sebagai anggota dari Murakabi Movement menjadikan kesempatan baik di Gwangju ini sebagai salam pembuka bagi masyarakat Korea untuk mengenal lebih dekat budaya gotong royong kreatif ala Indonesia yang diwujudkan dalam gerakan Murakabi (dalam Bahasa Jawa "murakabi" berarti memberikan manfaat).
Topic
#jenamalokal