Trending Topic
Solusi Ketahanan Pangan

29 Apr 2014


Berjalan di lorong supermarket, serbuan beragam produk instan kemasan rasanya sulit untuk dihindari. Mulai dari mi, bubur, makanan kaleng, bumbu masakan, dan aneka minuman. Coba saja perhatikan, berapa banyak makanan atau minuman kemasan yang masuk dalam keranjang belanja bulanan Anda.
Namanya makanan instan, dicari karena kepraktisannya. Tapi, lama-kelamaan, karena terbiasa, kita juga mencandui rasanya. Dan, tanpa sadar menjadikannya sebagai menu utama sehari-hari. Pertanyaannya, apakah makanan instan dapat memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan tubuh?

Solusi Ketahanan Pangan


Menurut Ir. Wida Winarno, ahli teknologi pangan, sebenarnya kehadiran makanan instan tujuannya adalah untuk ketahanan pangan. Setelah melalui proses pengolahan pangan, suatu bahan makanan menjadi lebih awet dan tahan lama, sekaligus memberikan lebih banyak pilihan makanan di masyarakat. “Dengan adanya sistem pengawetan makanan, maka umur sebuah produk makanan menjadi lebih panjang. Sehingga, produk makanan tersebut dapat dipasarkan lebih lama dan menjangkau wilayah yang lebih luas,” jelas Wida, Direktur Utama PT Mbrio, konsultan mutu dan keamanan pangan.

Hal ini terjadi saat pertama kali mi instan ditemukan. Saat berbicara tentang makanan instan, tentu yang pertama kali terpikirkan adalah mi instan. Sejarahnya, Momo Fuku Ando yang pertama kali menemukan mi instan atau instan ramen di Jepang pada tahun 1958. Ide awalnya berasal dari keinginan pria Jepang ini untuk dapat mengatasi kekurangan pangan yang dihadapi Jepang setelah berakhirnya Perang Dunia II.
Dalam pikirannya, akan lebih praktis bila ada makanan yang mengenyangkan dan memiliki daya simpan yang lama. Jenis makanan tersebut akan mudah dibawa serta didistribusikan ke daerah yang memerlukannya secara cepat, sebagai bantuan pangan darurat. Pilihan Momo lalu jatuh pada mi, setelah ia melihat banyak orang Jepang yang antre untuk mendapatkan mi soba (mi Jepang yang terbuat dari tepung buckle wheat).
Pemikiran Momo kemudian melahirkan perusahaan Nissin yang memproduksi mi instan pertama kali. Sebuah penemuan fenomenal yang langsung digemari banyak orang di seluruh dunia.
Advertisement

Pemikiran Momo kemudian melahirkan perusahaan Nissin yang memproduksi mi instan pertama kali. Sebuah penemuan fenomenal yang langsung digemari banyak orang seluruh dunia.
Di Amerika Serikat, sejarah makanan instan   muncul pada   tahun 1945. Hadir konsep TV dinner, yaitu makanan olahan beku yang dibuat seperti makan malam lengkap terdiri dari daging, sayur, pasta atau kentang, hingga sayuran. Makanan beku ini bisa dihidangkan dengan proses pemanasan sesaat.
Sejak pertama kali diperkenalkan, TV dinner langsung diterima masyarakat dan menjadi produk olahan pangan yang cukup digemari. Fenomena ini akhirnya mendorong  makin banyak jenis pangan lainnya yang diolah  menggunakan konsep instan. Terpasung oleh kesibukan, budaya memasak makanan sendiri lambat laun makin memudar. Proses memasak yang membutuhkan beberapa tahap persiapan cenderung dianggap merepotkan dan hanya menghabiskan waktu. Pada akhirnya, banyak orang beralih ke makanan instan.

Mulai dari sarapan pagi, makanan berat, hingga minuman yang ditawarkan dalam bentuk instan. Mau sarapan, ada bubur instan yang siap makan, cukup dimasak 10 menit saja. Kalau mau sedikir repot, ada bumbu nasi goreng instan yang bisa langsung ditambahkan dengan nasi putih dan dimasak sesaat dikompor. Rasanya enak, bahkan bisa bikin ketagihan. Tak kalah dengan sajian resto. (FAUNDA LISWIJAYANTI)

Baca juga: Mi Instan Versus Kesehatan





 



polling
Seberapa Korea Anda?

Hallyu wave atau gelombang Korea masih terus 'mengalir' di Indonesia. Penggemar KDrama, Kpop di Indonesia termasuk salah satu yang paling besar jumlahnya di dunia. Lalu seberapa Korea Anda?