Usai mendapat diagnosis, pertanyaan berikut yang akan muncul adalah, saya bisa hidup berapa lama lagi? Kita seakan-akan sudah memegang tiket untuk ‘pulang’, sementara mungkin masih ada unfinished business dalam kehidupan pribadi. Anak masih kecil, masih ada utang atau cicilan, dan sebagainya.
Dokter Theresia Diah Arini, SpKFR dari Siloam Hospitals Simatupang menambahkan, semangat pribadi pasien juga memengaruhi proses penyembuhan itu sendiri. Jika pasien sendiri sudah malas-malasan atau putus asa, maka hasil dari terapi pun berjalan lambat. Terkadang, perasaan tidak dibutuhkan oleh keluarga dan lingkungan, merasa jadi beban mereka, serta kurangnya perhatian dari keluarga membuat kondisi pasien makin turun dan turun.
“Dukungan keluarga sangat penting untuk kesembuhan pasien. Untuk itulah, tim rehabilitasi medik mengadakan family meeting dengan pasien dan keluarga. Sebagai awal, diberi target jangka pendek yang mudah agar pasien percaya diri untuk memenuhinya dan lebih termotivasi untuk mencapai target berikutnya.” (RULLY LARASATI)